Tim Arkeolog Temukan Kuburan 'Anak Vampir ', Mulutnya Disumpal Batu Berukuran Besar

makam ini berasal dari sekitar 500 AD dan di dalamnya adalah seorang anak berusia sekitar 10 tahun yang telah mengalami akhir yang mengerikan.

Editor: Faisal Zamzami
THINKSTOCK.COM
ilustrasi vampir 

SERAMBINEWS.COM - Kuburan 'anak vampir' ditemukan pada penggalian arkeologi di Italia.

Penguburan ini menunjukkan betapa ketakutannya wilayah tersebut pada saat itu.

Dilansir TribunTravel.com dari laman express.co.uk, makam ini berasal dari sekitar 500 AD dan di dalamnya adalah seorang anak berusia sekitar 10 tahun yang telah mengalami akhir yang mengerikan.

Tidak diketahui apakah anak itu laki-laki atau perempuan, tetapi para ahli mampu mengumpulkan momen-momen terakhir anak yang malang ini.

S
ilustrasi vampir (Supernatural Wikia - Fandom)

Ditempatkan di dalam mulut anak itu sebuah batu besar, yang para ahli percaya bahwa penduduk setempat berpikir akan menghentikan anak itu bangkit dari kubur.

Parahnya, bukan penempatan batu yang menjadikan hidup anak itu begitu tragis.

Melainkan kenyataannya jika saat batu itu ditempatkan di antara gigi, kondisi anak itu masih hidup.

Ini berarti anak itu dikuburkan hidup-hidup.

Arkeolog David Soren dari University of Arizona (UA) mengatakan: "Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Ini sangat menakutkan dan aneh.

"Secara lokal, mereka menyebutnya 'Vampire of Lugnano.'"

Anak itu dimakamkan di wilayah Italia Umbria, di mana Dr Soren telah mengawasi penggalian arkeologi sejak 1987.

Penemuan mengejutkan dilakukan di dalam La Necropoli dei Bambini, atau Pemakaman Bayi yang berasal dari abad ke-5.

S
(David Pickel / Stanford University)

Baca: Satu Pucuk Meriam Berumur Seratusan Tahun Hilang Dicuri di Kantor Camat Tangan-Tangan

Baca: Terjerat Kasus Dugaan Suap Proyek Meikarta, Saham-saham Grup Lippo Merosot Tajam

Pada saat itu, ada wabah besar Malaria yang memusnahkan banyak penduduk.

Karena begitu banyak orang yang sekarat, sebuah kuburan didirikan hanya untuk penguburan anak-anak.

Roma mengendalikan daerah pada saat itu dan Dr Sovren percaya mereka bertanggung jawab atas kejahatan peletakan batu di mulut anak.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved