Al Jazeera Sebut Jamal Khashoggi Dibunuh dan Dimutilasi Hanya dalam Waktu 7 Menit
Tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi diduga adalah ahli forensik Saudi Muhammad al-Tubaigy.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Nasib Jamal Khashoggi, jurnalis Arab Saudi yang hilang setelah masuk ke konsulat jenderal negerinya di Istanbul, masih belum terlampau jelas.
Namun, aparat keamanan Turki mengklaim Jamal dibunuh di dalam kantor konsulat dan telah memiliki rekaman audio interogasi hingga pembunuhan Jamal.
Selanjutnya, sejumlah klaim "mengerikan" bermunculan, salah satunya dari Al Jazeera yang menyebut pembunuhan dan mutilasi Jamal Khashoggi hanya membutuhkan waktu 7 menit.
Tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi diduga adalah ahli forensik Saudi Muhammad al-Tubaigy.
Suara Al-Tubaigy dilaporkan terdengar dalam rekaman audio yang dimiliki kepolisian Turki.
Dia bahkan menyarankan para interogator "mendengarkan musik" saat dia menyingkirkan jenazah Khashoggi.

(Tim Gabungan Turki-Saudi Periksa Konsulat Saudi Terkait Kasus Hilangnya Jamal Khashoggi)
(Death Squad, Utusan Saudi yang Diduga jadi Pembunuh Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi)
Menurut kepolisian Turki, Al-Tubaigy adalah satu dari 15 warga Saudi yang tiba di Istanbul menggunakan dua pesawat terbang.
Ke-15 orang itu kemudian memasuki kantor konsulat Arab Saudi di saat Khashoggi masih berada di dalam gedung itu.
Di hari yang sama dengan kedatangannya, kelompok ini langsung meninggalkan Istanbul bersama dengan seorang perwira intelijen dan pengawal kerajaan.
Harian The New York Times berhasil mengonfirmasi identitas sembilan orang dalam kelompok itu.
Harian tersebut melaporkan, empat dari sembilan orang itu pernah menjadi pengawal putra mahkota Mohammed bin Salman.
Sejauh ini Pemerintah Arab Saudi masih membantah tudingan terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi di kantor konjennya di Istanbul.
(Terkait Menghilangnya Jamal Khashoggi, Amnesty International Tuntut Transparansi Arab Saudi)
(Saudi Berjanji akan Balas Ancaman Sanksi atas Hilangnya Jurnalis Senior Jamal Khashoggi)

Pemerintah Saudi selalu menyatakan Jamal meninggalkan gedung konsulat, tetapi tidak menyertakan bukti untuk memperkuat klaim mereka.
"Pemerintah Saudi tidak bisa terus diam, dan pemerintah kami serta pihak lain harus terus mendesak agar kebenaran diungkap," kata CEO The Washington Post, Fred Ryan.
Bahkan, Kepala Badan HAM PBB Michelle Bachelet menyerukan agar kekebalan diplomatik para pejabat Saudi yang diduga terlibat dalam masalah ini dicabut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jurnalis Saudi Dibunuh dan Dimutilasi Hanya dalam Waktu 7 Menit".