Awas Saraf Terjepit Bisa Ganggu Gerakan Shalat, Ini Saran dari Pakar Orthopaedics
Salah satu penyebab gangguan tulang belakang yang sangat mengganggu dalam beribadah adalah akibat saraf terjepit.
Penulis: Nasir Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
Laporan M Nasir Yusuf I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Jangan pernah membiarkan gangguan tulang belakang sehingga mengganggu gerakan shalat Anda, terutama saat ruku dan sujud.
Menurut Pakar Orthopaedics Dr Ahmad Norshahrid bin Zahri MBBS, MSOrtho dari Kuala Lumpur, Malaysia, pada seminar internasional yang digelar di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, Minggu (3/11/2018) malam, gangguan pada tulang belakang ini telah menyebabkan orang kesulitan dalam ketika ruku dan sujud saat shalat.
Baca: Kawanan Gajah Mengamuk dan Kejar Warga di Geumpang Pidie, Tiga Santri Pingsan
Karena itu, agar shalat bisa lebih nyaman, sebelum gangguan di tulang itu semakin parah, harus secepatnya dikonsultasikan ke tenaga medis terdekat.
Menurut pakar bedah tulang belakang dari KPJ Sentosa KL itu, secara umum gangguan tulang belakang memang sangat rentan bagi orang berumur di atas 50 tahun ke atas.
Namun, itu tidak berarti bagi pemuda berusia antara 30 sampai 40 atau 40 sampai 50 tahun aman dari gangguan ini.
Baca: Maruf Amin Lontarkan Istilah Al Makiyun Untuk Orang yang Suka Memaki
Ternyata, kata Dr Ahmad Norshahrid, masalah gangguan tulang belakang ini bukan hanya penyakit yang mendera orang berusia lanjut.
Tapi juga bisa mendera anak-anak belia. “Saya pernah menangani anak baru berusia 9 tahun, yang mengalami masalah di tulang belakangnya,” katanya di hadapan seratusan peserta seminar.
Dikatakan, salah satu penyebab gangguan tulang belakang yang sangat mengganggu dalam beribadah adalah akibat saraf terjepit.
“Gangguan ini, bisa terjadi karena faktor makanan, badan terlalu gemuk, kecelakaan lalu lintas, jatuh, dan juga akibat salah posisi dalam mengangkat beban yang berlebih,” tegasnya.
Untuk mengatasinya, jalan satu-satunya segera berkonsultasi ke dokter terdekat untuk mendapat pengobatan. “Jika pengobatan biasa tak juga sembuh, jalan lainnya yang tersedia ya dilakukan operasi,” kata pakar tulang belakang tersebut.
Baca: Ayah Penumpang Lion Air Asal Aceh: Apa Saja yang Ditemukan Tetap Saya Kuburkan di Kampung Halaman
Namun, tambahnya, sebelum tindakan operasi dilakukan, tim dokter harus melakukan MXRay. “Kalau hasil MXRay-nya mengharuskan tindakan bedah tulang, ya satu-satunya jalan operasilah,” tegasnya.
Semninar tersebut juga dihadiri PR dan Marketing Executif KPJ Sentosa KL, Wan Nurhafsah Badriah Wan Shaipuddin. Lebih lanjut Dr Ahmad Norshahrid bin Zahri mengatakan bagi orang berusia di atas 50 tahun, kecuali masalah tulang belakang, juga perlu memperhatikan gangguan dan cedera lutut.
Baca: Pasar Daging Sigli Telantar, Anggota Dewan: Ini Hanya Menghamburkan Uang Saja
“Gangguan dan cedera lutut ini, sama halnya dengan gangguan tulang belakang. Meski lebih banyak dirasakan orang yang berusia 50 tahun ke atas. Tapi, tidak tertutup kemungkinan juga mendera bagi mereka-mereka yang berusia di bawah 50 tahun,” katanya.
Seminar internasional yang diberi pengantar oleh Amriyanto Amir ini juga disediakan sesi tanya jawab antara Dr Ahmad Norshahrid dengan peserta, mengakut pengalaman sakit tulang belakang.(*)