Kasus HIV/AIDS di Subulussalam, Kadinkes: Bagai Fenomena Gunung Es

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Subulussalam, Masyhuri SKM membenarkan adanya penderita penyakit HIV/AIDS di Subulussalam.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam, Masyhuri, SKM. 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Subulussalam, Masyhuri SKM membenarkan adanya penderita penyakit human immunodeficiency virus (HIV) dan cquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Namun angkanya tidak seperti diisukan di media sosial.

”Memang ada kasusnya, tapi angkanya tidak seperti yang viral di medsos itu,” kata Kadinkes Subulussalam, Masyhuri SKM saat dikonfirmasi ulang Serambinews.com, Selasa 913/11/2018) di ruang kerjanya.

Masyhuri pun menyatakan persoalan HIV/AIDS ini bagai fenomena gunung es meski di atas permukaan air yang sebenarnya merupakan bagian kecil dari bongkahan gunung es.

Padahal, lanjut Masyhuri di bawah permukaan air yang tidak tampak dan jauh lebih besar.

Hal ini, disampaikan karena terkadang hanya sedikit pengidap yang terdeteksi, sementara ada lebih banyak anggota masyarakat yang belum terdeteksi dan mengetahui dirinya mengidap HIV.

Baca: Bayi 20 Bulan di Subulussalam Meninggal Akibat HIV/AIDS, Direktur RSUD: Ini Masalah Besar

Dikatakan, dalam hal mendeteksi pengidap HIV/AIDS ini tidak bisa dilakukan sesuka hati lantaran pemeriksaan harus berdasarkan keinginan masyarakat.

Pihak kesehatan, kata Masyhuri tidak boleh memaksa orang untuk dicek karena hal ini bisa pula menjadi masalah.

Akibatnya, lanjut Masyhuri banyak orang yang tidak sadar dirinya telah terinfeksi HIV.

Bahkan, tak sedikit orang yang baru mengetahui dirinya telah lama terinfeksi HIV saat diperiksa di rumah sakit akibat sakit-sakitan.

Baca: Soal Kasus Wabah HIV/AIDS, Data Dinkes dan RSUD Subulussalam Berbeda

“Mereka terlambat mengetahuinya. Hal inilah yang menjadi masalah, sementara kami dari petugas kesehatan atau intansi paling bisa memberikan penyuluhan, sosialisasi atau pendidikan termasuk mengimbau melalu stiker, poster dan spanduk tentang bahaya HIV/AIDS serta upaya memeriksakan dini,” ujar Masyhuri.

Menyangkut data yang diperoleh wartawan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menurut Masyhuri belum dapat dipastikan sebagai dasar jika penderita merupakan warga Kota Sada Kata ini.

Baca: Ketua MPU Subulussalam Akui Bahas Kasus HIV/AIDS di Khutbahnya, Begini Tanggapan Direktur RSUD

Sebab, terkadang pendataan di RS tidak mendetail dan tak jarang sistemnya hanya berdasarkan pernyataan lisan sang pasien bukan atas kartu identitas.

Lalu, lanjut Masyhuri para pasien yang sudah teridentifikasi penyakit tak jarang malu menyebutkan alamat pastinya dengan berbagai alasan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved