Pernah Dilempar Pakai Uang, Guru Mengaji Tanpa Dua Tangan Ini Buat Hal Menakjubkan, Ini Kisahnya

Cacat fisik bukanlah merupakan sebuah penghalang dalam menebarkan kebaikan kepada dunia. Semboyan tersebut setidaknya menjadi pegangan hidup Nihayah.

Editor: Amirullah
TRIBUNBATAM.id/THOM LIMAHEKIN
Nahiyah lahir di Tanjungpinang pada 2 Juni 1959 silam tanpa kedua tangan 

SERAMBINEWS.COM, TANJUNGPINANG - "Aneh saja, orang nggak minta tapi dilempari dengan uang," ucap Nihayah (59) dengan suara lirih.

Itulah sepenggal pengalaman yang masih membekas di hati wanita yang memiliki keterbatasan fisik ini.

Dia mengenang pengalaman tersebut berlangsung saat dirinya berbelanja di Pasar Tradisional Pekanbaru.

"Saya hanya membalasnya dengan senyum simpul saja," tuturnya.

Nihayah sendiri lahir dengan tidak memiliki kedua tangan.

Keterbatasan fisiknya ini sempat mengetuk hati seorang ustadz asal Sirya untuk menjadikannya anak angkat.

Baca: Polsek Banda Sakti Lhokseumawe Layani Pembuatan SKCK Gratis Tiap Jumat, Begini Caranya

Baca: Hindari Lubang Jalan, Pelajar Simeulue Jatuh dari Sepeda Motor

Dia hendak dibawa untuk tinggal dan bersekolah di sana. Namun, sang ayah, Abu Bakar menolak keinginan ustadz. Sebab, ayahnya ingin Nihayah tetap bersama keluarga di Tanjungpinang.

Keluarga menyekolahkan Nihayah di sekolah umum, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Dia pernah berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Namun, jejak kuliah akhirnya kandas setelah ayahnya meninggal. Nihayah lalu mencoba berbagai peruntungan setelah itu.

"Saya pernah berbisnis kain. Saya beli di Singapura dan kemudian saya pasarkan di wilayah Tanjungpinang," ucapnya mengenang.

Cacat fisik bukanlah merupakan sebuah penghalang dalam menebarkan kebaikan kepada dunia. Semboyan tersebut setidaknya menjadi pegangan hidup Nihayah.

Baca: Setelah OTT Irwandi Yusuf, Besok Pimpinan KPK Kembali Lagi ke Aceh, Ada Apa?

Baca: CPNS 2018 - Nasib Peserta Tak Lolos SKD Diumum 18 November, Keputusan Diambil dari 4 Opsi Panselnas

Wanita ini langsung menebarkan senyum saat menyambut kedatangan TRIBUNBATAM.id di masjid Al-Hikmah Tanjungpinang, Selasa (13/11/2018) siang.

Dia lahir di Tanjungpinang pada 2 Juni 1959 silam tanpa kedua tangan. Namun, kondisi ini tidak mematahkan semangatnya untuk berkarya.

"Lewat jari-jari kaki ini, sudah tidak terbilang berapa banyak orang yang akhirnya pandai mengaji," ungkapnya bangga.

Halaman
123
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved