Tak Ingin Dipulangkan ke Myanmar, Warga Rohingya Kabur dari Kamp Pengungsian di Bangladesh
Mereka kabur demi menghindar dari tekanan untuk proses pemulangan atau repatriasi ke Myanmar yang akan dimulai pekan ini.
SERAMBINEWS.COM, DHAKA - Warga etnis Rohingya dikabarkan melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh.
Mereka kabur demi menghindar dari tekanan untuk proses pemulangan atau repatriasi ke Myanmar yang akan dimulai pekan ini.
Sekitar 2.260 warga Rohingya yang tinggal di kamp pengungsian di Bangladesh telah dijadwalkan untuk kembali memasuki wilayah Myanmar dari distrik Cox's Bazar saat proses pemulangan pertama dimulai pada Kamis (15/11/2018).
Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Bangladesh Delwar Hossain menyampaikan, para pengungsi akan mulai dipulangkan secara berkelompok sebanyak 150 orang per hari selama tahap awal.
"Kedua belah pihak (Bangladesh dan Myanmar) telah setuju untuk memulai proses repatriasi pada 15 November mendatang," ujar Hossain kepada AFP, Selasa (13/11/2018).
Ditegaskan Hossain dalam proses pemulangan tersebut pihak Bangladesh akan tetap mengedepankan cara sukarela dan tanpa paksaan.
Namun pendapat berbeda disampaikan warga Rohingya di pengungsian.
Mereka melihat rencana pemulangan telah menciptakan kepanikan di kamp-kamp pengungsian dan mendorong keluarga yang masuk dalam gelombang pertama proses repatriasi untuk memilih melarikan diri.
"Otoritas berwenang berulang kali mencoba memberikan motivasi kepada mereka yang ada dalam daftar pengungsi yang akan dipulangkan untuk kembali."
"Tapi sebaliknya, mereka merasa terintimidasi dan memilih kabur ke kamp penampungan lain," kata Nur Islam, salah seorang pemimpin pengungsi dari kamp Jamtoli.
Menurut Nur Islam, banyak di antara warga Rohingya yang tidak ingin kembali ke kampung halaman mereka di Rakhine, Myanmar, kecuali mendapat jaminan akan kewarganegaraan dan hak lainnya.
Salah satu keluarga yang termasuk dalam daftar pemulangan minggu ini mengaku tegang seiring waktu pemulangan yang semakin dekat.
"Kami sungguh terganggu dengan seluruh masalah yang ada. Saat hari (pemulangan) semakin dekat, ketegangan kami meningkat," kata Mohammad Khaleque, warga Rohingya yang akan dipulangkan pekan ini, kepada AFP.
Dia mengatakan, dirinya bersama keluarga melarikan diri dari kamp mereka di Cox's Bazar karena ingin menghindari dipulangkan.
"Saya tidak melihat ada masa depan untuk keluarga saya jika kami dipulangkan secara paksa ke rumah tanpa konfirmasi bahwa kami akan mendapat kewarganegaraan penuh Myanmar," ujar Khaleque.