Tangkapan Nelayan Turun, Harga Ikan Melonjak
Hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menurun drastis pada akhir-akhir ini
BLANGPIDIE - Hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menurun drastis pada akhir-akhir ini. Kondisi itu memicu lonjakan harga ikan basah sehingga dikeluhkan masyarakat, termasuk pedagang atau penggalas ikan keliling.
Bahkan, imbas krisis persediaan ikan basah di pasaran mendorong warga pada pagi hari memadati dermaga Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Susoh untuk menunggu awak boat nelayan membawa pulang hasil melaut. Ketika ikan hasil tangkapan didaratkan di atas dermaga, segera saja warga dan penggalas berebut menawarkan harga.
Amatan Serambi, Kamis (15/11), ikan hasil tangkapan nelayan yang terbatas mengakibatkan harga melonjak drastis, malahan mencapai dua kali lipat dari harga biasanya. Seperti ikan tongkol ukuran sedang, dari biasanya Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per ekor, kini melonjak menjadi Rp 60.000 sampai Rp 70.000 per ekor.
Demikian juga harga ikan karang, dari Rp 120.000 per ikat naik menjadi Rp 150.000 per ikat, bahkan sampai Rp 200.000 per ikat untuk ikan karang jenis terbaik. Tak terkecuali, anakan ikan yang biasanya dijual Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per tumpuk, melonjak menjadi Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per tumpuk.
Darwis, seorang pedagang ikan keliling mengeluh karena kenaikan harga ikan akhir-akhir ini kurang terjangkau warga di pedesaan. Malah, karena harga di tingkat nelayan sangat tinggi, maka sejumlah pedagang sering membatalkan membeli ikan disebabkan khawatir tidak bisa dijual lagi.
Terkait hal ini, Panglima Laot Abdya, Hasanuddin yang dihubungi Serambi, kemarin, menjelaskan, menurunnya hasil tangkapan nelayan bagan disebab arus deras dan angin yang terjadi secara lokal, sehingga mereka terkendala memasang jaring pada malam hari.
Namun, beber Hasanuddin, efek arus deras dan angin itu tak terlalu berpengaruh bagi nelayan yang menggunakan perahu dengan alat tangkap pancing dan jaring.(nun)