Ratoh Bruek, Tari Kreasi yang Berkembang di Balai Pengajian Baitussabri Bireuen
Di Bireuen, TA Malik Budiman sangat populer. Ia dipuji atas dedikasinya terhadap seni Aceh.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Fikar W Eda I Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Kreativitas tidak akan pernah berhenti. Meski usia TA Malik Budiman tidak bisa dibilang muda, ia tetap berusaha melahirkan karya-karya baru di bidang seni.
Salah satu karyanya adalah Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. Tarian ini berkembang di Kabupaten Bireuen dan ikut dipentaskan dalam Festival Seni Budaya Tradisi Bireuen yang diselenggarakan Dewan Kesenian Bireuen awal November 2018.
Baca: Karena Skandal Penyeludupan, Staf Keamanan Piala AFF 2018 Dipecat
Baca: Kronologi Isu Suap Persib Bandung, Diduga Melibatkan Beberapa Pemain
Baca: Polemik Passing Grade Tes CPNS 2018, Sistem Ranking hingga Tak Ada Dana
Adalah TA Malik Budiman, lahir 1 Maret 1943, menemukan ide penciptaan tari tersebut berdasarkan tradisi persiapan pesta perkawinan.

"Menjelang pesta kawin, para perempuan Bireuen menyiapkan segala sesuatunya dengan bergotong royong, seperti memarut kelapa, menyiapkan bumbu masakan dan sebagainya.
"Aktivitas itulah yang saya angkat dalam bentuk tarian," kata TA Malil Budiman dalam percakapan dengan Serambinews.com, di Bireuen beberapa waktu lalu.
Disebut Ratoh Bruek, karena salah satu properti tari itu adalah batok kelapa, dimainkan dalam gerakan-gerakan tertentu. Tarian ini dibawakan oleh 10-15 remaja putri.
Awalnya tarian tersebut dimainkan oleh remaja pria. Diciptakan pada 1992, pertama sekali berkembang di Balai Pengajian Baitussabri, pimpinan Tgk M Thahir dan TA Malik Budiman. Mereka membentuk sanggar seni Jeumpa Keubiru, terletak di Desa Juli Mee Teungoh Keude Trieng, Kemukiman Juli Barat, Kecamatan Juli Bireuen.
Sebagaiman tari Aceh umumnya, Ratih Bruek juga memiliki gerak-gerak dinamis dan diiringi vokal. Membentuk berbagai pola tertentu.
"Tarian dulunya sebagai hiburan anak-anak pengajian. Syairnya menyimpan pesan-pesan moral," ujar TA Malik Budiman.
Di Bireuen, TA Malik Budiman sangat populer. Ia dipuji atas dedikasinya terhadap seni Aceh. "Kita kan seniman ya harus terus berkreasi," katanya.
Selain Ratoh Bruek TA Malik Budiman juga juga sudah melahirkan sejumlah karya tari lain, seperti Tari Tajoek Kacang, Tari Ek U Gle, Tari Sapu Pakat, Tari Rebana dan lain-lain.
Bersama Sanggar Jeumpa Keubirue yang dibinanya, sudah berhasil tampil di berbagai panggung seni dan lomba seni tari di Bireuen, Lhokseumawe dan Provinsi Aceh.
Pria yang sangat ramah ini juga tercatat sebagai pengurus Dewan Kesenian Bireuen. Tari Ratoh Bruek juga sudah diangkat dalam bentuk skripsi oleh Rauzatul Jannah, mahasiswa Program Studi Sendratsik, FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.(*)