Tolak Uang Rp 4 Miliar dari Pemerintah, Orang Tua Korban Penembakan di Papua Tagih Janji Jokowi

Obet Gobay orangtua Apius Gobay (16) korban penembakan di Paniai, Papua sangat berharap mendapatkan keadilan.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
Obet Gobay (kanan) dan Yones Douw (kiri) di kantor Amnesty Internasional 

SERAMBINEWS.COM - Obet Gobay orangtua Apius Gobay (16) korban penembakan di Paniai, Papua sangat berharap mendapatkan keadilan.

Ditemui di kantor Amnesty International, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018)‎, Obet Gobay berbagi cerita dan dengan tegas dia menolak tawaran uang Rp 4 miliar dari pemerintah.

"Rp 4 miliar yang ditawarkan pemerintah, saya menolak. Bantuan apapun saya tolak. Pak Jokowi, Kapolri, keadilan harus ada. Mereka juga mau jadi tuan di atas tanahnya tapi kamu tembak," kata Obet Gobay.

‎"Kalau saya mau ambil Rp 4 miliar yang ditawarkan pemerintah saya bisa ambil. Kalau itu sapi atau babi yang terbunuh saya bisa pergi ke pasar untuk ganti beli. Tapi ini manusia, tidak dijual di pasar. Darah saya yang ditembak," lanjut dia.

Obet Gobay juga berpesan apabila memang pemerintah tidak mampu menuntaskan kasus Paniai, dia berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bisa menuntaskannya.


Obet Gobay orangtua Apius Gobay (16) korban penembakan di Paniai, Papua
Obet Gobay orangtua Apius Gobay (16) korban penembakan di Paniai, Papua (Tribunnews.com/ Theresia Felisiani)

Ayah salah seorang korban kasus penembakan di Kabupaten Paniai, Papua, mendatangi kantor Amnesty Internasional, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Ia adalah Obet Gobay, ayah dari Apius Gobay yang meninggal dunia karena terjangan timah panas di Paniai 2014.

Kedatangan Obet ke Jakarta adalah untuk menagih janji Presiden Joko Widodo mengusut kasus yang menewaskan putranya empat tahun silam.

Ia hadir bersama aktivis HAM Papua, Yones Douw.

Obet yang kurang lancar berbahasa Indonesia ini menuturkan, putranya, yang kala itu masih bersekolah, punya cita-cita tinggi.

Namun, cita-cita itu terenggut bersamaan dengan hembusan napas terakhir Apius.

"Mereka sekolah ingin menjadi orang besar, tapi sampai sekarang tidak selesai kasus ini. Itu kenapa saya datangi tempat ini mencari keadilan," kata Obet, melalui terjemahan Yones Douw.

Obet mengatakan, putranya tak pernah berbuat jahat, tetapi harus mengalami kejadian yang merenggut nyawanya.

Bertahun-tahun Obet menanti janji pemerintah untuk menuntaskan kasus ini.

Tetapi, hingga empat tahun lamanya, pelaku penembakan Apius tak juga ditemukan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved