Info Papua - Begini Perdebatan Natalius Pigai Dengan Ali Mochtar Ngabalin Soal Jumlah Anggota OPM

"Sebentar Bang, tadi penting pernyataan abang organisasi itu besar dan kuat, tanggapannya bang (Ngabalin)?," tanya pembawa acara

Editor: Muhammad Hadi
Kolase Kompas.com
Natalius Pigai dan Ali Mochtar Ngabalin 

SERAMBINEWS.COM - Natalius Pigai merupakan mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia periode 2012 - 2017.

Ia lahir di Kabupaten Paniai, Papua 28 Juni 1975.

Sedangkan Ali Mochtar Ngabalin pernah menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009.

Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat, 25 Desember 1968, sekarang menjadi Tenaga Ahli di Kantor Kepala Staf Kepresidenan.

Baca: Polisi Amankan Tiga WNA di Papua yang Jual Ratusan Amunisi ke OPM

Baca: Video Panas Mahasiswa Dengan Siswi SMA Tersebar, Sempat Diputar Saat Jam Pelajaran Kosong

Baca: Singapura Akan Tindak Malaysia Jika Langgar Batas Laut

Saat kondisi memanas di Papua setelah terjadi pembantai terhadap puluhan pekerja membuat berbagai media membahas peristiwa tersebut dari berbagai sisi.

Dua pria kelahiran Papua ini ikut menjadi narasumber dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One, Sabtu (8/12/2018).

Natalius Pigai memberikan penjelasan soal awal mula gerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak puluhan orang di Papua.

Natalius Pigai menjelaskan awal mula KKB berdiri menurut pendapat dirinya.

Baca: Kelompok Bersenjata di Papua Gunakan Senjata Milik TNI dan Polri, Ini Penjelasan Kapolda 

Baca: Mengamuk di Rumah Mantan Jelang Pesta Pernikahan, Seorang Pria Bantai Keluarganya Dengan Parang

Baca: Ahli Gizi Ungkap Alasan Kuning Telur dari Putihnya Sebaiknya tak Dipisah

"Itu bukan baru, dimulai pertama kali ketika dimulai integrasi politik ke dalam Republik Indonesia, pada saat penentuan pendapat rakyat tahun 1969 itu kan proses penentuan pendapat rakyat banyak yang tidak menerima dan sebagian menerima karena yang menerima itu tokoh terdidik pada saat itu yang sudah dipegang oleh Pemerintah Indonesia,".

"Mereka yang menolak proses itu yang menjadi bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) karena imajinasinya keinginannya membentuk sebuah negara bangsa di Papua,".

"Indikator negara bangsa itu dengan adanya bendera, lagu kebangsaan, lambang, wilayah, jumlah penduduk, karena mereka menolak berintergrasi maka mereka berjuang dengan kontak senjata yang disebut tentara nasional pembebasan Papua Barat, yang sekarang disebut KKB," kata Natalius Pigai.

Ia menambahkan, hingga kini kelompok tersebut masih eksis dan menjadi kuat.

Baca: Info Papua - Detik-detik Tentara OPM Tembak 25 Orang Setelah Disuruh Baris Lima Saf Sambil Jongkok

Baca: Bandingkan dengan Pemerintahan SBY, Natalius Pigai: Jokowi Baru Bangun Satu Ruas Jalan di Papua

Baca: Dinas Pendidikan Aceh Sertifikasi 1.000 Siswa SMK, Ini Tujuannya

Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Pimpinan Purom Okiman Wenda di Lanny Jaya.
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Pimpinan Purom Okiman Wenda di Lanny Jaya. (Foto Jerry Omona/Metromerauke)

"Itu dibentuk 1961 sampai sekarang masih eksis dan tidak pernah pecah suaranya tunggal, berarti organisasi itu sudah kuat sebagai salah satu organisasi yang memperjuangkan negara bangsa seperti tempat-tempat yang lain," tambahnya.

Pembawa acara pun menyela perkataan Natalius Pigai yang mengatakan bahwa kelompok itu saat ini telah menjadi kuat dan besar.

"Sebentar Bang, tadi penting pernyataan abang organisasi itu besar dan kuat, tanggapannya bang (Ngabalin)?," tanya pembawa acara.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved