Warga Minta Rekanan Percepat Pembangunan Jembatan Seruway
Warga Kecamatan Bendahara dan Seruway yang dipisahkan dengan Sungai Tamiang meminta rekanan segera
KUALASIMPANG - Warga Kecamatan Bendahara dan Seruway yang dipisahkan dengan Sungai Tamiang meminta rekanan segera mempercepat pembangunan jembatan rangka sepanjang 170 meter. Jika tidak juga rampung pada 23 Desember 2018, warga meminta Pemprov Aceh memperpanjang waktu pekerjaan sampai rampung.
Selama ini, masyarakat kedua kecematan tersebut harus menggunakan getek untuk menyeberang sungai. “Kalau kita lihat pekerjaan di lapangan, jembatan dapat dirampung asal diberi masa perpanjangan kerja,” kata Datok Penghulu Tangselama, Kecamatan Seruway, Darmawan, Kamis (13/12). Dia menyatakan warga sudah sangat lama mengharapkan jembatan permanen dibangun.
“Setiap hari, sekitar 500 pelajar harus menyeberang dengan getek menuju sekolah,” ujarnya. Harapan serupa disampaikan Datok Penghulu Tanjungmulia, Kecamatan Bendahara, Zulkifli TD yang menyatakan siap mengumpulkan petisi warga untuk meminta Pemprov Aceh memberi izin perpanjangan masa kontrak kerja.
“Jika tidak juga dirampungkan, maka kami tetap menggunakan getek untuk menyeberang sungai,” ucapnya. Zulkifli mengatakan penggunaan getek sangat rawan, karena sudah beberapa kali terjadi kecelakaan, seperti pada Maret 2018, satu getek terbalik dan pelajar di atasnya juga harus masuk sungai, termasuk tujuh sepeda motor.
Sedangkan Wakil Ketua II DPRK Aceh Tamiang, Nora Idah Nita mendukung penuh keinginan warga untuk mendapatkan haknya. Nora saat meninjau lokasi jembatan mengakui pembangunan jembatan yang sudah dimulai sejak 2011 lalu harus dirampungkan, karena sudah tujuh tahun berlalu.
Di hadapan pelaksana dan pengawas proyek, politisi Partai Demokrat ini meminta pengerjaan dikebut. “Jembatan ini akan menjadi denyut nadi aktivitas masyarakat, jadi saya minta pengerjannya dikebut dan jangan sampai tidak diselesaikan,” harap Nora.
Staf PPTK pada Dinas PUPR Aceh, Yusri mengakui optimis pekerjaan jembatan selesai akhir tahun, karena tidak ada kendala serius. “Kendalanya faktor alam, seperti musim hujan, sehingga air sungai naik,” katanya. Tambok Siahaan, yang menjadi konsultan proyek ini membenarkan kalau durasi hujan pada tahun ini tinggi.
Dia mengungkapkan beberapa kali proses pemancangan terpaksa dihentikan akibatnya derasnya air hujan. “Kita bermain di air, beda dengan membangun jalan, karena medan yang dihadapi berat, seperti air pasang,” bebernya.
Namun secara keseluruhan dia menilai tidak ada kendala serius pada proyek ini dan dia sudah memprediksi pembangunan akan rampung 27 Desember 2018. “Januari kita perkirakan sudah bisa digunakan,” tukas Tambok.(mad)