Pijay Tangani Balita Gizi Buruk

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Pidie Jaya (Pijay) menangani sebanyak sembilan kasus gizi buruk

Editor: bakri
IST
Kasi Jaminan Sosial Dinsos Aceh Timur, Saharani, disaksikan Direktur RSUD dr Zubir Mahmud, dr Edi Gunawan, menyerahkan santunan kepada Maryam nenek Amirul (5 bulan) bayi yang menderita hidrosefalus saat dirawat di RSUD setempat 

* Tersebar di Lima Kecamatan

MEUREUDU - Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Pidie Jaya (Pijay) menangani sebanyak sembilan kasus gizi buruk dalam satu tahun terakhir ini. Pasien tersebut tersebar di lima kecamatan, sebagian besar akibat penyakit bawaan sejak lahir.

Kepala Dinkes KB Pijay, Said Abdullah SH MKM didampingi Kepala Seksie Gizi, Eki Junaidi AMd kepada Serambi, Sabtu (22/12) menjelaskan kasus gizi buruk ditemukan seusai petugas mendata kesehatan warga sejak awal tahun ini. “Sembilan kasus gizi buruk yang tersebar di lima kecamatan terus ditangani dengan intensif, sampai pasien normal kembali,” ujarnya.

Disebutkan, kasus gizi buruk ditemukan di Kecamatan Badar Baru sebanyak tiga balita, Trienggadeng satu belita, Jangka Buya dua balita, Ulim dua balita dan Panteraja satu balita. Dia menyatakan umumnya penanganan sembilan kasus gizi buruk ditemukan bukan diakibatkan riwayat kekurangan makanan atau pangan.

Ditambahkan, akibat penyakit penyerta atau bawaan sejak lahir, seperti tuberkulosis dan penyakit jantung. Said Abdullah menyatakan upaya penyembuhan hingga normal kembali oleh tim dari dinas dibawah kendali bagian gizi terus berupanya melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai asupan gizi untuk balita berusia 6 sampai 26 bulan.

Dikatakan, hal itu telah berjalan secara berkelanjutan dan sudah menjadi agenda rutin dalam pemantauan tim. “Secara keseluruhan penderita gizi buruk telah menunjukan perubahan secara signifikan dengan ukuran berat badan rata-rata mulai normal sebagaimana pertumhuhan anak pada umumnya,” tandasnya.

Sementara itu, penderita gizi buruk juga ditemukan di Kabupaten Pidie, terutama yang masih bayi lima tahun (balita) sejak awal tahun ini sampai November 2018 dengan jumlah 12 anak. Dua di antaranya meninggal dunia, karena juga terkena penyakit bawaan lahir, kelainan jantung dan tumor tulang, tetapi tiga anak sembuh dan lainnya masih dirawat intensif.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Pidie menemukan kasus itu, berdasarkan laporan dari Puskesmas. Dua balita yang mengalami gizi buruk meninggal dunia pada Oktober 2018, yakni Muhammad Nazar (2) asal Tangse dan Arika Fatina (4) asal Grong-grong.

“Keduanya meninggal dunia akibat gizi buruk dan penyakit bawaan lain,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pidie, Fauzi Harfa SKM MKes, Rabu (28/11). Dia menyatakan untuk gangguan syaraf bawaan, maka harus dengan dokter spesialis syaraf, karena harus mendapat fisioterali dan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM),” ujarnya.

Fauzi menjelaskan tiga balita lainnya yang sempat mengalami gizi buruk sudah sembuh yakni berasal dari Gampong Ujong Pie Laweung, Kecamatan Muara Tiga dan dua balita lainnya asal Kecamatan Mutiara.

“Untuk tujuh kasus balita lainnya yang juga menderita gizi buruk yang masih dalam penanganan tim medis Puskesmas,” ujarnya. Disebutka balita ini terus dipantau kesehatannya, terutama perbaikan gizi, sehingga dapat normal kembali seperti anak-anak lainnya, tetapi dia tidak menyebutkan asal anak tersebut.

Disebutkan, pihaknya terus melakukan program pemberian makanan tambahan (PMT) dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) di 730 gampong. “Semua balita yang terdata sudah mendapatkan PMT dan MPAsi hingga jatah Desember 2018 melalui Posyandu,” tuturnya.(c43)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved