Pemerintah Aceh Siap Bantu Unsyiah Kembangkan Mobil Listrik
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, mobil listrik bukan hal baru bagi mahasiswa teknis mesin, karena sudah lama dikembangkan
BANDA ACEH – Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan, mobil listrik bukan hal baru bagi mahasiswa teknis mesin, karena sudah lama dikembangkan di Amerika, Jepang, Cina, India, dan Eropa.
“Namun begitu, jika anak-anak bangsa dan institut atau universitas seperti Universitas Budi Luhur, Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Unsyiah ingin mengembangkan mobil listrik menjadi sebuah industri besar, Pemerintah Aceh siap mendukungnya,” tegas Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah pada acara Sharing Session Mobil Listrik PLN BLITS dengan Unsyiah di Gedung AAC Dayan Dawood, kamis (26/12).
Dalam acara Sharing Session Mobil Listrik PLN BLITS, pihak Budi Luhur dan ITS memamerkan dua unit mobil listrik yang baru dibuatnya untuk perjalanan keliling Indonesia.
Direktur Eksekutif PUI SKO ITS Surabaya, Dr Muhammad Nur Yuniarto menyatakan, dua unit mobil listrik yang diberi nama Kasuari itu, dioperasikan dari Surabaya sampai Sigli, Pidie, pada Selasa (25/12), dengan jarak tempuh 5.000 km. Tidak mengalami gangguan apa pun selama di jalan. Ini artinya, mobil listrik yang dibuat sudah teruji berjalan 5.000 km.
Perjalanan keliling Indonesia tahap pertama sepanjang 5.000 km lebih akan distop sampai Kota Sabang, Kamis (27/12) hari ini. Sepulang dari Km O Kota Sabang, perjalanan keliling Indonesia akan dilanjutkan lagi dari Surabaya sampai Merauke, Papua, dengan mobil listrik yang sama, setelah dilakukan service.
Untuk sepeda motor listrik, kata Yuniarto, ITS sudah berhasil mengembangkannya dan kini PT Wika akan mengembangkannya menjadi sebuah industri sepeda motor listrik yang akan dijual secara massal, seperti sepeda motor listrik produk impor lainnya.
Menanggapi penjelasan dari Yuniarto, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, Pemerintah Aceh membuka pintu lebar-ebar untuk Unsyiah, ITS, yang mau kerja sama mengembangan mobil listrik dan sepeda motor listrik.
Nova mengatakan, dirinya juga sudah mendapat informasi bahwa Fakultas Teknik Unsyiah sudah pernah membuat motor listrik dua unit, tapi baru skala kecil, yang diberi nama motor listrik Malem Dewa.
Riset mobil listrik Malem Dewa itu, kata Nova, harus dilanjutkan. “Itu merupakan kemajuan riset yang patut kita berikan apresiasi bagi tim pengawas, pembuat, dan konsultan perencananya. Karena setelah pengujian itu berhasil, tinggal melakukan pembuatan paten untuk produksi massal agar bisa dijual dan digunakan secara massal,” katanya.
Pembantu Rektor III Bidang Akademik Unsyiah, Prof Dr Marwan mengatakan, pihaknya siap menyahuti permintaan Plt Gubernur Nova Iriansyah. “Untuk mobil listrik kita baru membuat yang kecil dua unit dan tahun ini sebesar mobil avanza, tapi karena dana risetnya habis, pembuatannya dilanjutkan tahun depan,” ujar Marwan.(her)