UAS: Tsunami Membawa Hikmah
Peringatan 14 tahun gempa dan tsunami Aceh berlangung sederhana di halaman Masjid Tgk Chik Maharaja Gurah
BANDA ACEH - Peringatan 14 tahun gempa dan tsunami Aceh berlangung sederhana di halaman Masjid Tgk Chik Maharaja Gurah, Gampong Lamgeu-eue, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Rabu (26/12). Masyarakat dari berbagai daerah datang berbondong-bondong menghadiri puncak peringatan bencana dahsyat 14 tahun lalu.
Pantauan Serambi, tenda yang disediakan panitia di pelataran masjid penuh, kursi yang disediakan tak cukup. Sehingga warga yang datang terpaksa berdiri. Tak hanya di pelataran masjid, di luar masjid warga juga terlihat cukup padat, tak sedikit warga yang duduk di jalan dan pembatas drainase di depan masjid.
Peringatan 14 tahun tsunami berlangsung khidmat, zikir dan shalawat bergema saat acara baru dimulai. Pemutaran film singkat musibah gempa dan tsunami Aceh membuat warga yang hadir tertegun. Memori kelam terlintas, betapa dahsyatnya gelombang tsunami menghumbalang sebagian daratan Aceh 14 tahun silam.
Peringatan tsunami kali ini juga semakin memikat hati masyarakat, karena hadirnya penceramah kondang, Ustaz Abdul Somad Lc MA. Sang dai kenamaan menyampaikan tausiah mauizahnya lebih satu jam. Warga yang hadir tak beranjak dari tempat duduk mereka hingga Ustaz Abdul Somad membaca doa di akhir ceramahnya.
UAS, begitu panggilan akrab Ustaz Abdul Somad, menyampaikan beberapa hal terkait musibah gempa dan tsunami Aceh yang terjadi satu dasawarsa lebih. Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini menyampaikan, musibah tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh jangan selalu dipandang sebagai musibah, tapi di balik itu katanya, terselip hikmah yang cukup besar dan bermanfaat bagi masyarakat Aceh.
“Musibah tsunami ini adalah hikmah bagi masyarakat Aceh. Hikmah tsunami adalah pelajaran bahwa kita tidak ada apa-apanya dan bukan siapa-siapa sampai waktunya kita juga dipanggil menghadap Allah,” kata UAS.
UAS menyampaikan, setidaknya ada tiga hikmah yang bisa dipetik masyarakat Aceh dari kejadian musibah gempa dan tsunami Aceh, 14 tahun silam. Pertama, silaturahim. Menurutnya, karena tsunami-lah Aceh dikenal dan dikenang oleh negara-negara luar, karena tsunami masyarakat dunia datang ke Aceh, membantu dan menggerakkan Aceh untuk bangkit ke arah yang lebih baik.
“Dengan tsunami maka kita bisa silaturahim, saya juga bisa bersilaturahim. Bukan hanya dengan orang Aceh, tapi juga dengan orang Jepang, misalnya. Hari ini kita bertemu di sini, tsunami-lah yang mempertemukan kita,” kata UAS.
Hikmah kedua, kata UAS, tsunami adalah mengenang atau renungan bagi seluruh masyarakat Aceh dan umat manusia. Tsunami, kata UAS menunjukkan betapa kuasanya Allah Swt atas semua yang ada di dunia ini.
“Tsunami terjadi agar kita mengenang dan tentu menjadi renungan, bahwa kita semua akan kembali kepada Allah. Hikmahnya apa? Agar kita mendekatkan diri kepada Allah Swt,” ujar UAS.
Lalu, hikmah yang terakhir adalah kuat. Menurut UAS, tsunami dan konflik berkepanjangan di Aceh telah menguatkan masyarakat Aceh. Tsunami tidak lantas menjadikan orang Aceh terpukul, justru bangkit untuk berbenah membangun Aceh yang lebih baik seperti yang dirasakan saat ini.
“Apakah setelah tsunami iman orang Aceh melentur? Tidak, justru setelah tsunami lahirlah generasi-generasi Aceh yang hebat, seperti yang membaca ayat suci Alquran tadi,” kata UAS sembari memuji bocah yang melantunkan ayat Alquran di awal pembukaan acara tersebut.
Selain tiga hikmah besar yang disampaikannya, UAS juga menyebutkan ada beberapa hal yang harus dilakukan ke depan oleh pemerintah dan masyarakat Aceh. Pertama, kembali ke ajaran Islam. UAS meminta masyarakat Aceh untuk mendidik putra-putrinya dalam ajaran agama Islam.
“Jika satu dayah disapu bersih (tsunami) maka bangun dayah lain, pesantren yang lain. Titipkan anak-anak kita untuk belajar agama Allah Swt di sana,” demikian seruan UAS.
Selanjutnya, UAS juga meminta masyarakat Aceh untuk selalu kompak dan bersama-sama membangun Aceh. Menurutnya, membangun Aceh tidak bisa sendiri. “Kita perlu orang lain, jangankan membangun Aceh, saya ceramah juga perlu orang lain, kan tidak mungkin saya ceramah di sini tanpa jamaah sekalian,” tutur UAS disambut gelak tawa jamaah.