Lewat Konferens Pers, Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Jawab Tuduhan Perkosa Bawahan
Menurut dia, selama ini tidak pernah ada kedekatan khusus dengan RA. Syafri mengaku memperlakukan RA seperti anak buahnya yang lain.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Syafri Adnan Baharuddin membantah telah melecehkan RA, mantan asisten ahli Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan. Syafri mengatakan semua tuduhan itu adalah kebohongan.
"Berbagai tuduhan yang dituduhkan kepada saya adalah tidak benar adanya bahkan merupakan fitnah yang keji," ujar Syafri dalam konferensi pers di Hotel Hermitage, Menteng, Minggu (30/12).
Syafri menegaskan, tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditudhkan RA.
Syafri malah menceritakan beberapa permasalahan RA selama bekerja di bawahnya. Dia mengaku menerima RA bekerja sebagai asisten ahli karena berpengalaman.
Baca: Terkait Tantangan Dai Aceh Tes Baca Alquran, Maruf: Kalau Diundang Saya Siap
Kini, Syafri menilai keputusannya untuk menerima RA tidak tepat. Sebab RA sempat bekerja namun di dua perusahaan yang berbeda. Syafri pun pernah menegur RA karena kerap terlambat dalam bekerja.
Menurut dia, selama ini tidak pernah ada kedekatan khusus dengan RA. Syafri mengaku memperlakukan RA seperti anak buahnya yang lain.
Syafri mengatakan akan melaporkan RA karena merasa difitnah. Dia meminta semua pihak menghormati proses hukumnya.
"Saya pada saat ini sedang menempuh jalur hukum untuk menegakan keadilan dan mengungkapkan kebenaran," kata dia.
Baca: Daftar Top Scorer Liga Inggris Pekan ke-20, Mohamed Salah dan 2 Pemain Lain Koleksi 13 Gol
Baca: Menikmati Keperawan Pantai Kuala Baru, Aceh Singkil
Baca: Pelaku Penculikan Anak di Siak Ditangkap, Korban Ditemukan Tewas
Pengakuan RA
Mantan tenaga kontrak Asisten Ahli Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Dewas BPJS-TK), RA (27), diduga menjadi korban kejahatan seksual oleh anggota Dewas BPJS-TK berinisial SAB.
RA mengaku diperkosa 4 kali selama periode April 2016 hingga November 2018.
"Saya adalah korban kejahatan seksual yang dilakukan atasan saya di Dewan Pengawas BPJS TK," kata Melati saat memberikan kesaksian pengungkapan di Gedung Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Jakarta, Jumat (28/12).
Selain pemerkosaan, RA mengaku berulang kali mengalami pelecehan seksual baik di dalam maupun di luar kantor.
Sejak pertama kali mengalami kekerasan seksual pada 2016, RA mengaku dirinya sudah melaporkan tindak tersebut kepada AW dan yang terbaru yaitu pada 28 November 2018 kepada anggota Dewas BPJS-TK lainnya berinisial GW.
Kemudian, GW berjanji akan melindunginya, khususnya saat dinas ke luar kota. Ternyata perlindungan tersebut tidak pernah diberikan sehingga dirinya terus menjadi korban pelecehan dan pemaksaan hubungan seksual.