Warga Pertanyakan Bantuan
Puluhan warga berasal dari bekas tanah Kereta Api Indonesia (KAI) di Gampong Blok Sawah, Kota Sigli
* 84 KK Blok Sawah Digusur Tiga Tahun Lalu
SIGLI - Puluhan warga berasal dari bekas tanah Kereta Api Indonesia (KAI) di Gampong Blok Sawah, Kota Sigli, Pidie mempertanyakan realisasi bantuan rumah. Sebanyak 124 kepala keluarga (KK) di kawasan itu digusur, seiring perluasan Masjid Agung Al-Falah pada tiga tahun lalu dan sebanyak 40 KK telah mendapatkan bantuan, selebihnya masih menunggu kepastian.
Pemkab Pidie di era Bupati Sarjani dan Wabup Iriawan memutuskan memperluas masjid kabupaten, sehingga warga harus pindah. Untuk tahap pertama sudah dibangun 40 unit rumah tipe 36 m2 di lokasi Jalan Baru Gampong Blok Sawah dan sudah menempati rumah itu, tetapi 84 KK lainnya harus menyewa atau menumpang di rumah sanak keluarganya, termasuk pulang kampung.
Ketua Komisi C DPRK Pidie, Isa Alima, Selasa (8/1) menyatakan sejumlah warga Blok Sawah telah memberi laporan kepadanya, bahwa rumah bantuan belum juga dibangun. “Untuk bayar sewa saja, ada yang berutang sampai Rp 10 juta per tahun bahkan lebih dan sudah berjalan tiga tahun,” ujar Isa Alima
Dia mengatakan para korban penggusuran tersebut tetap berharap bisa segera dibangun rumah seperti lainnya. “Untuk menyewa rumah, mereka makin kewalahan, sehingga meminta bantuan segera dibangun rumah,” kata Isa Alima yang didampingi Ayek Masdaliana, warga Blok Sawah, yang juga korban penggusuran.
Sedangkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Pidie, Muhammad Adam MM mengatakan rumah korban penggusuran akan dibangun pada tahun ini. Tetapi, dana timbunan 2018 untuk lokasi pembangunan rumah bantuan tidak mencukupi lagi.
“Kami sudah melakukan penimbunan di area luas 1 hektare lebih pada 2018 dengan anggaran sekira Rp 500 juta, tetapi belum mencukupi untuk memadati timbunan,” katanya. Dia berharap, aparatur gampong bisa membantu dari dana desa untuk menutupi kekurangan, sehingga tanah untuk rumah bisa padat.
Dia menjelaskan untuk pembangunan rumah sebanyak 84 unit sudah dianggarkan dari DOKA 2019 sebesar Rp 7,8 miliar atau setiap rumah menghabiskan dana Rp 90 juta. “Kami menargetkan sudah bisa ditender untuk segera dibangun pada Februari 2019 ini,” ujarnya.
Sedangkan Keuchik Gampong Blok Sawah, M Rizal sedang melaksanakan ibadah umrah, sehingga belum diketahui menyetujui atau tidak, dana desa menanggung sisa timbunan, kata Adam. Dia meminta warga bersabar, karena rumah segera dibangun, seusai timbunan padat.(aya)