Dinosaurus Dahulu Punah oleh Asteroid yang Juga Timbulkan Tsunami 1 Kilometer
Berdasarkan sebuah penelitian baru, asteroid tersebut ternyata juga memicu timbulnya tsunami setinggi hampir 1 kilometer yang melalui Teluk Meksiko.
SERAMBINEWS.COM - Asteroid yang menghantam Bumi lebih dari 65 juta tahun lalu tidak hanya menyebabkan ledakan dahsyat di permukaan planet saja.
Berdasarkan sebuah penelitian baru, asteroid tersebut ternyata juga memicu timbulnya tsunami setinggi hampir 1 kilometer yang melalui Teluk Meksiko.
Tak heran jika tubrukan dari asteroid sepanjang 14 kilometer ini pun mampu mengakhiri zaman dinosaurus dan menyebabkan kepunahan Cretaceous-Paleogene (K-Pg).

"Asteroid yang dikenal dengan nama asteroid Chicxulub ini mengakibatkan tsunami global yang sangat besar dan belum pernah terjadi di sejarah modern," kata Molly Range, peneliti utama dari University of Michigan.
Range dan rekan-rekannya mempresentasikan penelitian yang belum dipublikasikan tersebut dalam pertemuan tahunan American Geophysical Union pada 14 Desember lalu di Washington, DC.
Baca: Penelitian Terbaru: Lautan di Bumi Tengah Memanas Lebih Cepat dari Perkiraan
Baca: Jika Asteroid Ini Menghantam Bumi, Kiamat akan Terjadi pada 2032
"Gagasan ini merupakan hal yang baru. Sejauh yang kami tahu, kami adalah yang pertama memodelkan tsunami secara global, mulai dari dampak hingga akhir perambatan gelombang," jelas Range.
Gagasan ini bermula ketika pembimbing Range di Departemen Ilmu Bumi dan Lingkungan menyadari adanya kesenjangan mencolok dalam penelitian Chicxulub.
Terutama, tidak ada yang menerbitkan simulasi tsunami global yang diakibatkan oleh asteroid.
"Baru saat memulai proyek ini, saya menyadari sekali hal yang sebenarnya dari tsunami. Dan tentu saja itu merupakan kisah penelitian yang menyenangkan untuk dibagikan," kata Range.
Menghitung dampak tsunami Para peneliti tahu bahwa asteroid menghantam air dangkal di Teluk Meksiko.
Namun, untuk memodelkan seberapa besar dampaknya, mereka membutuhkan model yang dapat menghitung deformasi kerak Bumi yang membentuk kawah serta gelombang air mulai dari terbentuk serta kembali normal.
Jadi, para peneliti meminta bantuan ke Brandon Johnson, asisten profesor di Brown University, Rhode Island, yang mempelajari dampak kawah.
Baca: Besok, Prabowo Bacakan Pidato Kebangsaan Berjudul Indonesia Menang
Baca: VIDEO Pria Bertubuh Gempal Menangis Histeris saat Disuntik, Aksinya Viral di Medsos
Johnson menjalankan model yang merinci apa yang terjadi dalam 10 menit setelah dampak tabrakan asteroid.
"Pada titik tersebut, air bergerak kembali ke kawah yang sudah terbentuk. Lalu kembali keluar dan membentuk gelombang runtuh," papar Range.
Sementara itu, pada model kedua, tim mempelajari bagaimana tsunami menyebar melalui lautan di seluruh dunia.