Setelah 16 Tahun Dipisahkan oleh Penjara, Ibu dan Anak Palestina Ini Bersatu Hanya Sesaat

Kamel Khatib menjalani masa tahanan karena menentang pendudukan Israel yang menjijikkan atas negerinya.

Editor: Faisal Zamzami
WAFA
Mantan tahanan Palestina Kamel Khatib bersama ibunya, Khadija Khatib (78) yang meninggal beberapa jam setelah ia dibebaskan dari penjara Israel. (WAFA) 

SERAMBINEWS.COM - SELAMA 16 tahun, dengan pengecualian hanya beberapa kali dan itu pun tak lama, Kamel Khatib dulu biasa bertemu dengan ibunya dari balik penghalang kaca.

Khamel Khatib tak bisa memegang Khadija Khatib, ibunya, memeluknya, atau menciumnya.

Mereka cuma bisa berbicara sebentar melalui telepon, sekali sebulan atau setiap kali ibunya bisa mengunjunginya --yang kadangkala memerlukan waktu bertahun-tahun.

Akhirnya, Kamel Khatib mendapat kesempatan pada Kamis (10/1/2019), dan untuk pertama kali dalam 16 tahun, untuk bersama ibunya sepanjang waktu, tanpa penghalang kaca yang memisahkan mereka, dan bisa memeluk ibunya serta menciumnya selama ia mau.

Tapi pertemuan itu tak berlangsung lama; tak sampai 24 jam sesudahnya, ibunya meninggal.

Kamel Khatib (41), dari Kamp Pengungsi Balata di Kota Nablus di bagian utara Tepi Barat Sungai Jordan, telah menghabiskan waktu 16 tahun di balik jeruji.

Kamel Khatib menjalani masa tahanan karena menentang pendudukan Israel yang menjijikkan atas negerinya.

Melawan pendudukan buat Kamel Khatib bukan hanya hak, tapi juga kewajiban nasional yang telah ia pelajari dari ibunya sebelum yang lain.

Tak peduli berapa pun harga yang mereka berdua harus bayar.

Ketika Kamel Khatib dibebaskan dari penjara pada Kamis, setelah penundaan selama beberapa jam, ia bergegas untuk pergi ke Rumah Sakit Al-Ittihad di Nablus, tempat ibunya yang menderita sakit kronis berada dalam koma.

"Pembebasan saya ditunda beberapa jam, sebab mereka (Dinas Penjara Israel) terus mengubah tempat bagi pembebasan saya sekalipun mereka sangat mengetahui bahwa ibu saya menderita sakit parah dan ia berada pada saat-saat terakhirnya di ruang perawatan intensif. Mereka cuma mau merusak pertemuan saya dengan ibu saya," kata Kamel Khatib kepada koresponden WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad (13/1/2019) pagi.

S
Seorang anggota keluarga menangis saat pemakaman perawat Palestina Razan Al-Najar, yang menurut petugas kesehatan dan seorang saksi tewas oleh pasukan Israel saat mencoba menolong pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Sabtu (2/6/2018). (REUTERS/Mohammed Salem)

Ada kepahitan dalam nada suaranya, sebab ia dihalangi menghabiskan waktu yang berharga bersama ibunya.

"Saya sampai di rumah sakit beberapa jam kemudian. Saya mencium kepalanya dan menggenggam tangannya. Ia koma, tapi saya bisa merasakan tekanan jarinya di tangan saya dan membuka satu matanya lalu menutupnya lagi," kata Kamel Khatib.

Menghembuskan nafas terakhir

Pada Jumat malam, Khadija Khatib, ibu Kamel Khatib, dinyatakan meninggal, dalam usia 78 tahun.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved