Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah Terhadap Dollar Amerika Serikat
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan, pergerakan rupiah terbatas pada perdagangan hari ini.
SERAMBINEWS.COM - Nilai tukar rupiah hari ini melemah setelah kemarin berani mengadu kekuatan terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Selasa (29/1/2019), rupiah spot menguat 0,16% ke level Rp 14.094 per dollar AS dari yang sebelumnya Rp 14.072 per dollar AS.
Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) hari ini menunjukkan pelemahan rupiah sebesar 0,43% ke level Rp 14.098 per dollar AS dari posisi kemarin Rp 14.038 per dollar AS.
Baca: Aksi Begal di Medan Terekam CCTV, Korban Sempat Berikan Perlawanan Sebelum Motornya Dibawa Kabur
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan, pergerakan rupiah terbatas pada perdagangan hari ini.
Bahkan level rupiah saat ini, diakui Myrdal masuk dalam kisaran yang stabil atau sedikit terkoreksi.
"Ini karena investor asing melakukan profit taking dahulu jelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC)," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Selasa (29/1/2019).
Bank Sentral AS diperkirakan akan menahan kenaikan suku bunga.
Baca: Aceh Termiskin Se-Sumatera, Karang Taruna Minta Dana Desa Dioptimalkan
FOMC akan berlangsung dua hari hingga besok, 30 Januari 2019 atau Kamis dini hari waktu Jakarta.
Analis Asia Trade Points Futures, Andri Hardianto menyebut, selain menunggu FOMC, pelemahan rupiah hari ini pun disebabkan oleh aksi tunggu voting Brexit malam ini.
Andri menilai, untuk mengantisipasi dua agenda dunia tersebut, pelaku pasar pun memilih untuk aksi ambil untung (profit taking) serta memilih instrumen investasi yang aman, yakni emas dan yen.
Itulah mengapa Andri mengaku wajar saja jika pergerakan rupiah terbatas.
Baca: Sumur di Tanah Jambo Aye Ini Semburkan Lumpur Setinggi 10 Meter
Andri melihat, pengumuman data inflasi dan produk domestik bruto (PDB) yang akan diluncurkan pada pertengahan minggu ini, bisa menjadi indikator arah rupiah bergerak stabil menghadapi dollar AS.
Namun ia mengingatkan pula untuk mewaspadai angka defisit yang tinggi dalam neraca perdagangan.
Tak hanya itu, stabilnya pergerakan rupiah diakui Andri juga berkat aksi Bank Indonesia yang menjaga kecukupan likuiditas pasar rupiah dan valas.
"Instrumen DNDF cukup ampuh menjaga pergerakan rupiah. Sehingga BI memantau kapan rupiah diburu dan dicari investor," kata Andri.
Baca: Batalkan Proyek Rp 281 Triliun yang Dibiayai China, Mahathir: Malaysia Bisa Miskin Bila Diteruskan