Perjuangan Seorang Suami Mengurus Istri Melawan Kanker dan Kini Hanya Bisa Melihat dengan Satu Mata
Anto mengaku sangat ingin membawa istrinya dioperasi di rumah sakit. Tapi biaya yang besar kerap membuatnya mengurungkan niat.
Anto mengaku sangat ingin membawa istrinya dioperasi di rumah sakit. Tapi biaya yang besar kerap membuatnya mengurungkan niat. Ia tahu operasi menghabiskan ratusan juta, sementara mereka keluarga kurang mampu.
SERAMBINEWS.COM, TERNATE - Namanya Nuriyatmi Usia (47), warga Desa Bale, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Ia sudah dua tahun hanya terbaring akibat sakit kanker payudara dan pembengkakan pada bagian mata kanannya.
Sejak saat itu, ibu dua anak ini tak bisa berbuat banyak, kecuali hanya mengharapkan kesembuhan dan uluran tangan para dermawan untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
Di tengah kondisi demikian, suami dari Nuriyatmi terpaksa harus berhenti dari toko tempatnya bekerja agar lebih fokus mengurus istrinya.
“Anak yang tua (pertama), Nurasmarani (23), kuliah semester 4 di Universitas Yapi Yayasan Pendidikan Islam Papua Jayapura, sedangkan adiknya, Deanurandini (19), baru lulus dan mendaftar kuliah,” kata Anto, suami Nuriyatmi, Minggu (3/1/2019).
“Anak yang tua kuliah sambil kerja di Jayapura untuk biaya kuliah adiknya,” kata Anto.
Baca: Darson, Warga Miskin dari Simeulue Ini Berjuang Melawan Tumor Ganas
Anto mengisahkan, saat itu sekitar tahun 2011 istrinya divonis mengidap penyakit kanker stadium 4 sehingga harus menjalani operasi ringan.
Namun, itu belum tuntas sehingga di tahun 2012 dilakukan operasi lagi dengan mengangkat payudara kanan di rumah sakit di Jayapura.
Tak lama setelah operasi payudara, derita yang dialami Nuriyatmi kini bertambah dengan pembengkakan pada bagian mata kanannya.
“Awalnya itu mengalami kemerahan akibat debu sebab saat itu Nuryatmi bekerja di salah satu gudang di Jayapura, lalu dibawa ke rumah sakit dan saat diperiksa hanya iritasi biasa,” kata Anto.
Baca: Derita Anak Yatim Penderita Rubella, Batal Operasi karena Terbentur Dana, Haji Uma Turun Tangan
Karena hanya iritasi biasa sehingga diberi obat tetes mata pada bagian yang sakit.
Dan di tahun 2014, mata kanannya mulai dirasa ada pembengkakan.
“Dari situ matanya mulai membengkak dan pembengkakan itu terus bertambah besar hingga menutupi mata bagian kanan dan tidak bisa melihat, kemudian ada juga luka di bagian punggungnya,” kata Anto lagi.
Tak puas dengan diagnosa dokter di rumah sakit, Anto lalu membawa istrinya ke dokter lain.