Kerusuhan di Elelim, Ayah dan Anak Dibakar Hidup-hidup, Diduga Bermula dari Isu Rasisme

Pasalnya, ayah dan anak yang tengah berada di dalam kendaraan dibakar hidup-hidup oleh pelaku kerusuhan Elelim.

|
Editor: Amirullah
via Tribun Medan
PEMBAKARAN RUMAH- Kerusuhan di Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan memicu aksi pembakaran rumah warga oleh massa. Kerusuhan diduga bermula dari isu rasisme. 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah kisah tragis muncul dari kerusuhan yang terjadi, saat seorang ayah dan anak menjadi korban kebrutalan yang sulit dibayangkan.

Korban adalah Nasir Daeng Mappa (44), seorang sopir lajuran yang sehari-hari mencari nafkah di jalanan, dan putri kecilnya Arsya Dafa (9), yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Keduanya ditemukan tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi dibakar hidup-hidup oleh pelaku kerusuhan.

Di tengah tragedi itu, secercah harapan masih ada. Atifa (10), keponakan Nasir yang ikut dalam perjalanan, berhasil selamat meski dalam kondisi mengenaskan.

Leher kecilnya menderita luka sabetan senjata tajam. Saat ini, Atifa sudah dievakuasi ke Kota Jayapura untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kerusuhan di Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan
PEMBAKARAN RUMAH- Kerusuhan di Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan memicu aksi pembakaran rumah warga oleh massa. Kerusuhan diduga bermula dari isu rasisme.

Baca juga: Andi Widjajanto Eks Gubernur Lemhannas, AI Bisa Optimalkan Gerakan Sosial Politik

Kronologis Kejadian

Dikutip dari Tribun Papua, kronologis kejadian bermula dari adanya kerusuhan yang terjadi di Kota Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan pada Selasa (16/9/2025).

Dalam peristiwa itu, massa merusak fasilitas umum.

Kemudian, massa membakar 30 kios dan rumah milik warga.

Tidak cukup sampai disitu, massa juga membakar 13 unit sepeda motor.

Bahkan, massa juga merusak satu unit mobil operasional milik Polres Yalimo.

"Ada, enam unit rumah asrama dan satu mess perwira Polres Yalimo juga menjadi sasaran pembakaran massa," kata  Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Polisi Cahyo Sukarnito, dikutip dari Selasa (16/9/2025).

Informasi berkembang, kerusuhan diduga dipicu adanya kata-kata berbau rasisme di sebuah sekolah.

Dari isu ini, kemudian muncul aksi protes pelajar dan masyarakat yang berujung pada pembakaran dari siang hingga malam hari.

Nahasnya, malam saat kerusuhan masih berlanjut, Nasir Daeng Mappa dan putrinya Arsya Dafa, bersama keponakannya Atifa melintas di KM 87, Kali Jerni, Dekat Camp PT. Paesa, Distrik Elelim.

Mobil yang mereka tumpangi terjebak dalam aksi kerusuhan sekira pukul 19.00 WIT.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved