Pembunuhan Sadis
Sakit Hati Sering Jadi Motif Pembunuhan Sadis, Kapolresta: Majikan Jangan Suka Memaki Pekerja
Dari keterangan pelaku, pembunuhan didasari oleh sakit hati. Berarti kasus penghilangan nyawa dengan motif yang sama sudah dua kali kami tangani.
Penulis: Misran Asri | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dua kasus terakhir pembunuhan sadis yang terjadi di Banda Aceh bermotif sama, yakni adanya rasa dendam atau sakit hati pelaku kepada majikannya.
"Belajar dari kedua kasus ini harusnya menjadi pembelajaran bagi pekerja dan majikan agar dapat bersikap wajar kepada para pekerjanya," ujar
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH dalam konferensi pers di Mapolresta, Selasa (26/02/2019).
Kedua kasus yang bermotif sama 'sakit hati' tersebut yaitu pembunuhan yang sempat menggegerkan publik, yakni kasus pembunuhan sekeluarga keturunan Tionghoa yang juga dilakukan oleh pekerja, yakni Ridwan (22) asal Aceh Jaya, pada Senin, 8 Januari 2018 lalu.
Baca: Ini Motif yang Melatarbelakangi Pembunuhan Pedagang Nasi di Banda Aceh
Baca: Pelaku Pembunuhan Sadis Pasutri di Banda Aceh Sempat Mengelak, Bukan Saya Bang
Baca: Pelaku Pembunuhan Sadis Pasutri di Banda Aceh Terancam Hukuman Mati
Peristiwa berdarah saat itu menimpa Tjie Sun alias Asun (48), istrinya, Minarni (40), serta anak laki-laki mereka Callietos NG (8) di Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
Lalu, kasus terbaru yaitu pembunuhan terjadi Selasa (26/2/2019) sekitar pukul 03.30 WIB tadi, juga menimpa pasangan suami istri, yakni M Nasir dan Roslina (47) di kamar warung nasi pecal milik korban di Jalan T Iskandar Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
"Dari keterangan pelaku, pembunuhan didasari oleh sakit hati. Berarti kasus penghilangan nyawa dengan motif yang sama sudah dua kali kami tangani dengan motif yang sama," katanya.
Bercermin dari kedua kasus tersebut dan dilatarbelakangi sakit hati oleh pekerja kepada toke atau majikannya, hendaknya menjadi pembelajaran.
"Pembelajaran bagi pekerja itu sendiri agar tidak cepat terpancing emosi, sehingga melakukan tindakan di luar akal sehat. Lalu kepada toke atau majikan yang memperkerjakan karyawan juga jangan asal marah dan main maki, karena dampaknya akan tidak baik," saran Kapolresta.
Kapolresta menyarankan kalau ada kasus seorang majikan yang suka marah, segera laporkan saja ke polisi.
"Petugas kami dari Babinkamtibmas, mungkin bersama-sama perangkat desa akan coba memediasinya dan memberikan pengertian kepada toke pekerja yang bersangkutan. Intinya, kami berharap kasus pembunuhan bermotif sakit hati tidak terulang lagi," pungkas Kapolresta.
Seperti diberitakan sebelumnya Is (30) pekerja yang membunuh tokenya, M Nasir (50) serta Roslina (47), istri korban, di kamar warung nasi pecal di Jalan T Iskandar Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (26/02/2019) pukul 03.30 WIB, sempat mengelak saat ditangkap.
Pembunuhan itu diketahui Dani Alfairus (27) menantu korban yang tinggal serumah dengan pasutri yang mengalami nasib malang tersebut.
"Menantu korban mendengar suara ribut dari kamar mertuanya itu. Lalu, dia memastikan dan melihat tersangka sedang memegang senjata tajam," kata Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH dalam konferensi pers, Selasa (26/02/2019).
Pelaku yang terlihat memegang pisau disebut-sebut sempat membantah dan mengelak bukan dia pembunuhnya, "Bukan saya bang.." kata pelaku saat itu.