Pria Ini Gantung Diri di Warung Nasi, Karena Frustrasi Tak Mampu Biayai Persalinan Istri
"Jadi itu dia kesulitan ekonomi. Istrinya butuh biaya untuk persalinan, butuh duit Rp 20 juta. Karena enggak mampu, makanya bunuh diri,"
SERAMBINEWS.COM - SEORANG pria ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di sebuah warung nasi, di RT 3/4, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2019) siang.
Pria yang diketahui bernama Ahmad Jaelani itu tewas tergantung di warung nasi, diduga kuat bunuh diri, lantaran frustrasi karena tak mampu membayar biaya persalinan istrinya yang tengah mengandung.
"Jadi itu dia kesulitan ekonomi. Istrinya butuh biaya untuk persalinan, butuh duit Rp 20 juta. Karena enggak mampu, makanya bunuh diri," ungkap Kapolsek Cipayung Kompol Darmo saat dikonfirmasi, Rabu (27/2/2019).
Baca: Bayi Terkecil di Dunia dengan Berat Badan 268 Gram Lahir di Jepang, Kondisi Bayi Dalam Keadaan Sehat
Saat pemeriksaan, Darmo menyatakan petugas kepolisian tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh pria yang bekerja sebagai buruh tersebut.
Ia pun menduga Jaelani memang sengaja mengakhiri nyawanya sendiri.
"Sementara ini tidak ada tanda-tanda kekerasan. Bisa dibilang bunuh diri saja, kan gitu," tuturnya.
Jaelani pergi tanpa pamit atau meninggalkan sebuah pesan sebelum bunuh diri.
Kapolsek menegaskan, hingga kini pihaknya terus mendata keterangan saksi yang pertama melihat kejadian.
"Tidak ada (pesan), mungkin belum kekumpul semua data oleh penyidik. Karena mereka masih bekerja. Nanti kalau sudah ada hasilnya, sorean lah saya konfirmasi kembali," paparnya.
Baca: Kepala Desa Gunakan Dana Desa Untuk Beli Mobil Avanza, Terungkap Setelah Diaudit BPK
Dikutip dari hellosehat.com, berikut ini beberapa penyebab seseorang ingin bunuh diri:
1. Depresi
Depresi adalah salah satu penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari.
Seringnya, seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah.
Begitu juga, ketika seseorang murung dan selalu menutup diri, kadang orang-orang mengira itu adalah kepribadiannya, “mungkin ia pemalas”, misalnya, atau muncul asumsi bahwa mungkin ia sedang sedih saja.
Depresi membuat seseorang berpikir tidak rasional, seperti ‘tidak ada lagi yang menyayangi dirinya’, ‘hidup selalu seperti ini’, atau bahkan ‘hidup ini tidak akan terpengaruh jika tidak ada aku’.