Mulai 1 Maret Kantong Plastik Mulai Berbayar, Ternyata Ini Bahaya Plastik Bagi Kesehatan

Dilansir dari Warta Kota, konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik sekali pakai dikenakan biaya tambahan Rp 200 per lembar.

Editor: Fatimah
GETTY IMAGE
Ilustrasi kantong plastik. 

SERAMBINEWS.COM - Setiap kali kita berbelanja di pusat perbelanjaan, kita selalu mendapatkan kantong plastik untuk membawa barang belanjaan kita.

Nah, mulai Jumat ini, 1 Maret 2019, dilakukan penetapan biaya penggunaan kantong plastik.

Hal ini ditetapkan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), melalui Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey menyatakan bahwa hal ini merupakan langkah awal untuk mengajak masyarakat menjadi lebih bijak menggunakan kantong plastik, sekaligus menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat sampah plastik.

Baca: 10 Hal yang Patut Kamu Ketahui Tentang Film Captain Marvel, Dibintangi Oleh Brie Larson

Dilansir dari Warta Kota, konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik sekali pakai dikenakan biaya tambahan Rp 200 per lembar.

Kebijakan ini mulai disosialisasikan di gerai-gerai ritel modern melalui poster, sosial media, dan ajakan langsung dari kasir.

Kantong belanja plastik yang kini menjadi barang dagangan juga akan memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak pertambahan nilai (PPN).

Baca: Akibat Kedatangan Angkatan Perang Indonesia, India & Pakistan Gelagapan Akhiri Konflik Bersenjata

Sebenarnya penetapan ini dapat mengurangi pemakaian plastik yang dapat membahayakan kesehatan.

Kandungan dalam kantong plastik seperti bisphenol A (BPA) yang merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik, pelapis kaleng makanan dan minuman.

Ketika bahan kimia ini berada di dalam kaleng atau botol plastik, bahan kimia itu bisa masuk ke dalam makanan atau minuman bahkan dapat masuk ke dalam tubuh ketika menelan makanan atau minumannya.

Baca: Ditelantarkan Ibunya, Bocah 13 Tahun Asal Manado Harus Rawat Kedua Adiknya di Rumah Kontrakan

FDA mengatakan ada sejumlah penelitian terbaru yang dilakukan pada tikus yang menunjukkan hubungan antara tingkat kimia dan infertilitas yang tinggi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

 
Selain itu, plastik BPA juga berbahaya bagi bayi karena terbukti dapat memengaruhi berat badan lahir, perkembangan hormonal, perilaku dan risiko kanker.

Sementara itu, penggunaan plastik BPA juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan berikut:

Baca: Kisae, Mahasiswi Cantik Asal Jepang yang Mahir Bermain Rapai

- Gangguan fungsi hati.

- Gangguan sistem kekebalan tubuh.

- Gangguan fungsi otak.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved