Bidan Cantik yang Tewas Terlindas Truk Ini Ternyata Sudah Dilamar Kekasih, Inilah Kisah Hidupnya

Sepeda motor dikendarai Nurfitriana dengan memboncengi Maya di belakang. Nur Fitriana berusaha melewati iring-iringan truk tangki berisi CPO.

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/IST
Almarhumah Ramalia atau Maya 

Laporan Nur Nihayati| Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Kecelakaan maut di Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di Gampong Tuha Gogo, Kecamatan Padang Tiji, sekira pukul 12.30 WIB, Selasa (5/3/2019) menyisakan duka mendalam bagi Faridah (53) ibunda dari Ramalia (23) warga Mesjid Gogo, Padang Tiji, Pidie.

Ramalia yang akrab disapa Maya merupakan bidan bakti di Puskesmas Padang Tiji meninggal dunia setelah dilindas truk CPO.

Dia menghembuskan napas terakhir di RSU Tgk Chik Ditiro Sigli, selang satu jam setelah kejadian.

Baca: Belum Merdeka Sepenuhnya, Malaysia Harus Rela Tanah Negaranya Disewa Inggris Selama 999 Tahun

Baca: Viral, Kakek Nenek Menikah Dalam Usia 63 Tahun, Sama-sama Masih Perjaka dan Perawan

Baca: Live Streaming All England 2019- Marcus/Kevin, Anthony Ginting dan Jonatan Christie Berlaga Hari Ini

"Kami sangat kehilangan, dialah anak solehah dan berbakti pada keluarga," ujar Faridah, ibu kandung Bidan Maya ditemui Serambi di rumah duka, Gampong Mesjid Gogo, Padang Tiji, Rabu (6/3/2019).

Maya adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan Syamaun (57) dan Faridah (53).

Ia tinggal bersama orang tuanya di Gampong Mesjid Gogo, Padang Tiji.

Sehari-harinya ia bertugas bakti di Puskesmas Padang Tiji. Sedang sore harinya ia kerja tambahan di klinik Bidan Hera di wilayah itu juga.

Koleksi foto almarhumah.
Koleksi foto almarhumah. (SERAMBINEWS.COM/IST)

Pada bulan Februari 2019 lalu almarhumah Maya sudah dilamar seorang pria lajang asal Reubee.

"Karena ingin membiayai adiknya kuliah di UIN Ar Raniry semester akhir, Maya minta ditunda dulu pernikahan," kisah Faridah sambil menyeka air mata.

Tiga adik Maya masih sekolah yakni Maulidar di UIN Ar Raniri, Tarmizi selesai SMA dan Muhammad Irfanda kelas 1 MTs.

"Meskipun dia perempuan tapi Maya tulang punggung keluarga. Malah ia sama ayahnya yang memasang seng atap rumah ini," kata Faridah sembari memperlihatkan seng baru dipasang beberapa bulan lalu.

Rumah mereka sederhana berkontruksi kayu berukuran seluas 8x 6 meter.

Lantainya semen kasar. Ayahnya seorang buruh di kilang ketam kayu. Sehingga Maya yang membantu biaya keluarga.

Menurut ibunya, dirinya tidak ada firasat apa pun saat Maya pamit pagi itu untuk pergi kerja.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved