Kebijakan PM Selandia Baru Jacinda Ardern Setelah Peristiwa Penembakan di Dua Masjid
Jacinda Ardern bersumpah tidak akan pernah menyebut nama pria bersenjata yang melakukan serangan di masjid di Kota Christchurch.
Beberapa keputusan dan tindakan yang diambil oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyusul terjadinya penembakan di dua masjid di Christchurch mendapat sambutan positif dari media dan warganet.
SERAMBINEWS.COM - Yang terbaru adalah keputusan Selandia Baru untuk melarang semua jenis senjata semi-otomatis seperti yang digunakan dalam penembakan masjid di Christchurch.
Aturan senjata api di Selandia Baru tersebut menjadi sorotan sejak seorang pria bersenjata membunuh 50 orang di dua masjid, Jumat lalu (15/03). Menurut PM Ardern, dia berharap undang-undang baru itu mulai berlaku pada 11 April.
1. Tidak menyebut nama pelaku penembakan
Jacinda Ardern bersumpah tidak akan pernah menyebut nama pria bersenjata yang melakukan serangan di masjid di Kota Christchurch.
"Dia mencari banyak hal dari tindakan terornya, termasuk agar menjadi terkenal - itulah sebabnya Anda tidak akan pernah mendengar saya menyebutkan namanya," kata Ardern dalam pidato yang emosional di gedung parlemen Selandia Baru, pada Selasa (19/3).
Di hadapan anggota parlemen Selandia Baru, Ardern berkata, "Saya mohon, ucapkan nama-nama mereka yang meninggal ketimbang nama pelakunya.
"Dia adalah teroris. Dia adalah pelaku kriminal. Dia adalah ekstremis. Tetapi ketika menyangkut dirinya, ketika harus menyebutnya, saya tak akan menyebut namanya."
2. "Assalamualaikum" & mengenakan jilbab
Dalam pertemuan khusus dengan parlemen pada Selasa (19/03) itu, Ardern juga memulai pidatonya dengan "Assalamualaikum".
Dia kemudian meminta platform media sosial untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi teror, setelah pelaku serangan di Christchurch menyiarkan langsung serangannya di Facebook.
"Kami tidak bisa hanya duduk dan menerima bahwa platform ini ada dan bahwa apa yang dikatakan mereka bukanlah tanggung jawab yang menerbitkannya," katanya.
Facebook mengatakan pada Selasa (19/03) bahwa video itu ditonton kurang dari 200 kali selama siaran langsung, dan totalnya sekitar 4.000 kali sebelum akhirnya dihapus.
Dalam catatannya, Hywel Griffith dari BBC News di Christchurch, menulis, "Mengenakan jilbab sebagai tanda penghormatan barangkali terlihat sebagai isyarat sederhana, tetapi dampaknya sungguh dirasakan kerabat dan rekan-rekan korban yang masih dilanda kesedihan."
Baca: Dana Sewa Mobil Bupati Aceh Barat Rp 420 Juta
"Reaksi Jacinda Ardern melahirkan decak kagum, mungkin karena dia jujur dan tulus. Bersikap welas asih kasih tetapi tenang, di awal-awal kejadian, dia berusaha menempatkan dirinya di sisi para korban dan keluarga mereka," menurutnya lagi.