Pernah Terlibat di Kamp Pelatihan Militer Jalin, Yudi Zulfahri Beberkan Kisah Kelam Keluarganya

Yudi adalah mantan murid ideolog utama kelompok teroris Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Aman Abdurrahman.

Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/IST
Yudi Zulfahri, Direktur Jalin Perdamaian yang juga mantan teroris yang pernah melakoni latihan militer di pegunungan Jalin 2010. 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Baintelkam Mabes Polri bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry dan Yayasan Jalin Perdamaian menggelar seminar dengan tema Pemilu 2019 Damai, Aman, tanpa Hoaks, Intoleransi, dan Radikalisme.

Seminar diikuti oleh sekitar 150 mahasiswa dan masyarakat umum tersebut berlangsung di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Sabtu (23/3/2019).

Seminar tersebut menghadirkan tiga narasumber utama dengan topik yang dikupas berbeda-beda.

Salah satu narasumber yang dihadirkan oleh Mabes Polri adalah, Yudi Zulfahri, Direktur Jalin Perdamaian yang juga pernah terlibat dalam pelatihan teroris di Jalin, Jantho, Aceh Besar tahun 2010.

Dua narasumber lainnya adalah mantan Menpan dan RB, Azwar Abubakar dan dosen UIN Ar-Raniry yang juga penulis buku Acehnologi, Kamaruzzaman Bustamam Ahmad.

Yudi saat ini menjabat sebagai Direktur Yayasan Jalin Perdamaian.

Dia pernah bersama-sama rekannya yang lain menempa latihan militer di pegunungan Jalin, Jantho hingga akhirnya tertangkap.

"Saya juga pernah terlibat dalam kelompok radikal, pada tahun 2010 pernah terlibat pelatihan militer di gunung Jalin. Dan sekarang, saya bersama kawan-kawan berkomitmen dan telah meninggalkan apa yang pernah kami lakukan itu," katanya.

Namun, dalam seminar hari ini, Yudi tidak banyak bercerita tentang pengalamannya tersebut. Namun ia mengaku punya pengalaman kelam tentang apa yang dilakukannya.

"Orang tua saya sangat terkejut saat saya ditangkap. Keluarga saya juga sempat pindah-pindah, karena sering dikepung wartawan saat itu," ujar lulusan S2 Universitas Indonesia itu.

Seperti diketahui Yudi merupakan lulusan STPDN yang pernah menjadi abdi negara di Pemko Banda Aceh sejak tahun 2006.

Dia sebutkan, praktik radikalisme di Indonesia saat ini masih berlangsung subur lantaran adanya perbedaan pendapat di kalangan masyarakat, ada yang pro dan ada pula yang kontra dengan paham-paham yang terus disebarluaskan.

Oleh karena itu, kehadiran Yayasan Jalin Perdamaian yang dipimpinnya itu adalah untuk menangkal dan mengantisipasi gerakan-gerakan tersebut.

Baca: Jenazah Pemuda Lhokseumawe yang Diculik di Jakarta dan Dibuang ke Sumedang Tiba di Banda Aceh

Baca: Gepeng dan Pengemis Bikin Pusing Satpol PP, Sudah Ditangkap Tapi Sering Mengulah Lagi, Ini Solusinya

Baca: Ratusan Dokter Berkumpul di Lhokseumawe Bahas Tentang Paru dan Jantung

"Kita membantu pemerintah dalam penanggulangan terorisme ini," katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved