Berusia 2500 Tahun, 'Telur Hitam' dari Ritual Kematian Tiongkok Kuno Ditemukan

Telur-telur itu digali dari lapisan kedua hingga terendah dari kompleks pemakaman kuno enam tingkat yang terdiri dari total 38 liang kubur.

Editor: Fatimah
Ancient Origins
Telur Berusia 2.500 Tahun dari Ritual Kematian 

SERAMBINEWS.COM - Sebuah tim arkeolog Tiongkok dari Institut Arkeologi Nanjing dan Museum Liyang telah membuat penemuan yang sangat tidak biasa.

Penemuan itu ditemukan di dalam sebuah makam di Cina timur dekat ibu kota kuno Nanjing.

Baca: Link Live Streaming Debat Keempat Pilpres 2019 Malam Ini di 3 Stasiun TV

Mereka menggali guci tanah liat besar yang diyakini telah dikubur sekitar 2.500 tahun yang lalu.

Tak hanya itu, di dalamnya mereka menemukan koleksi sekitar 20 telur biru kehijauan.

Telur-telur itu digali dari lapisan kedua hingga terendah dari kompleks pemakaman kuno enam tingkat yang terdiri dari total 38 liang kubur.

Menurut sebuah artikel di Daily Mail , telur-telur purba "berasal dari lebih dari dua milenium yang lalu."

Yakni pada periode China Spring yang berlangsung antara (770-476BC).

Baca: Mulai Hari ini, Lion Air Group Resmi Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Seluruh Rute Penerbangan

Di makam yang sama, di samping telur, para arkeolog menemukan cangkir porselen, pot, piring, dan peralatan masak lainnya.

Hal itu menandakan bahwa siapa pun yang dikubur pastilah tokoh penting.

Para ahli dalam budaya Tiongkok percaya bahwa keluarga almarhum mengubur banyak makanan agar mereka tidak kelaparan di akhirat.

Salah satu arkeolog, Zhou Hengming, mengatakan kepada Modern Express bahwa bagian dalam telur akan mengalami degradasi dari waktu ke waktu.

Sementara itu, hanya cangkangnya yang akan terstinggal karena kandungan kalsiumnya.

Baca: Pencari Kerang yang Tenggelam di Teunom Aceh Jaya Ditemukan Meninggal

Memasukkan Telur Suci dalam Peti Mati

Sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di National Library Board of Singapore menjelaskan ritual kematian Tiongkok kuno.

Agama-agama rakyat Tiongkok menafsirkan kematian sebagai gangguan dalam keseimbangan kosmologis dan serangkaian ritual kematian harus dilakukan untuk membangun kembali harmoni universal yang terganggu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved