Aceh Raih Peringkat 2 Destinasi Wisata Halal Indonesia
Prestasi tersebut sesuai standar Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019, yang mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI).
Penulis: Nurul Hayati | Editor: Mursal Ismail
Laporan Nurul Hayati | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh kembali berhasil meraih peringkat dua sebagai Destinasi Wisata Halal Indonesia 2019. Sedangkan juara pertama ajang bergengsi ini diduduki Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca: Dana Desa 2020 akan Disalurkan 60 Persen pada Tahap Pertama, Ini Kriteria yang Harus Dipenuhi
Menyusul Aceh juara dua, Riau peringkat tiga, Jakarta peringkat empat, dan Sumatera Barat peringkat lima.
Peringkat ini diumumkan oleh CEO Crescent Rating dan Halal Trip, Fazal Bahardeen di Gedung Kementerian Pariwisata Indonesia, Senin (8/4/2019).
Prestasi tersebut sesuai standar Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019, yang mengacu pada standar Global Muslim Travel Index (GMTI).
Baca: Zaskia Sungkar akan Pamerkan Koleksi Kasual dalam Islamic Fashion Festival 2019
Sementara penyerahan Anugerah IMTI 2019 diserahkan oleh Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya pada acara Wonderful Indonesia Halal Tourism Meeting and Conference (WIHTMC) di Bina Karna Auditorium-Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
“Keberhasilan Aceh meraih Peringkat dua sebagai Destinasi Wisata Halal Unggulan Indonesia 2019, tentu saja akan memperkuat positioning Aceh sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi oleh wisatawan,” tulis Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Jamaluddin, SE MSi dalam siaran pers yang diterima Serambi, Selasa (9/4/2019), saat menerima anugerah IMTI.
Baca: Jelang Pencoblosan Pilpres, Lembaga Survei Mulai Terbelah, Siapa yang Menangkan Jokowi dan Prabowo?
Ia menjelaskan, standar IMTI mengadopsi empat kriteria GMTI yang meliputi: access, communication, environment, dan services. Bahwa masing-masing kriteria tersebut memiliki tiga komponen penting lainnya, yang akan menentukan sebuah daerah terpilih sebagai destinasi wisata halal nasional dan internasional.
Jamal juga menambahkan, untuk menjadi pemain global harus menggunakan global standar. (*)