Ini Imbauan Polri Jelang Aksi 22 Mei 2019, Pergerakan Massa dari Aceh hingga Sulawesi Sudah Didata

“Ada (pergerakan massa dari daerah menuju Jakarta), namun jumlah tidak terlalu signifikan dan belum bisa diprediksi...," ujar Dedi.

KOMPAS.COM/CHRISTOFORUS RISTIANTO
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Brigjen (pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/3/2019). 

Ini Imbauan Polri Jelang Aksi 22 Mei 2019, Pergerakan Massa dari Aceh hingga Sulawesi Sudah Didata

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Polri mengimbau perwakilan kelompok tidak melakukan mobilisasi massa saat pengumuman rekapitulasi nasional Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (22/5/2019).

Imbauan tersebut disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (20/5/2019).

“Untuk monitoring pergerakan massa dari tiap daerah seperti dari Aceh hingga Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, sudah didata," kata Dedi.

"Kami koordinasikan ke koordinator lapangan untuk tidak memobilisasi massa dalam jumlah besar,” tambahnya.

Dedi mengatakan, jumlah massa yang ingin ke Jakarta masih terus dipantau.

“Ada (pergerakan massa dari daerah menuju Jakarta), namun jumlah tidak terlalu signifikan dan belum bisa diprediksi karena perkembangan masih terus dihitung,” ujar Dedi.

Baca: 4 Orang Panitia Tur Jihad ke Jakarta Diamankan, Polisi Gagalkan Bus yang Bawa Masa Aksi 22 Mei

Baca: Mantan Kepala BIN Hendropriyono Ungkap Kekuatan Massa Aksi 22 Mei Pendukung Prabowo-Sandi

Baca: Coba Hasut Warga Lakukan Perlawanan pada 22 Mei Melalui Facebook, Seorang Pilot Diringkus Polisi

Ia juga mengingatkan massa untuk menaati peraturan.

Jika ditemukan peserta aksi yang membawa senjata tajam maka akan diproses hukum.

Menurut Dedi, berdasarkan analisis intelijen Polri, rata-rata massa memilih Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai target aksi karena ingin mendengarkan hasil penghitungan suara resmi.

Namun, ada juga massa yang akan melakukan aksi di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Untuk pengamanan, TNI dan Polri yang bersiaga di lokasi aksi tidak dilengkapi peluru tajam dan senjata dalam mengamankan aksi.

Baca: Tolak People Power 22 Mei, Abusyik Imbau Warga tak Terprovokasi dengan Gerakan Pengerahan Massa

Baca: Fakta Baru Pak Jenggot Terduga Teroris di Bogor, Siapkan 6 Bom untuk Target 22 Mei di Gedung KPU

Baca: VIDEO - Sebut Kecurangan Massif Pada Pilpres 2019, Massa Demo Panwaslih Aceh

Sementara itu, untuk memitigasi rencana aksi teror dari jaringan teroris, hingga kini Densus 88 terus memantau dan menangkap terduga teroris.

“Pelaku-pelaku dekat dengan masyarakat, tidak menutup kemungkinan kelompok ini bergabung dengan massa, akan sulit untuk mendeteksi mereka,” kata Dedi.

Polri juga mengimbau masyarakat tidak turun ke jalan untuk bergabung dengan massa aksi  pada 22 Mei 2019 karena ada indikasi teror yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved