Bahan Makanan, Sandang, dan Transpor Penyumbang Inflasi Tertinggi di Aceh
Pada Mei 2019 inflasi yang terjadi di Aceh gabungan dari tiga kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh cukup tinggi sebesar 1,27 persen...
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Jalimin
Bahan Makanan, Sandang, dan Transpor Penyumbang Inflasi Tertinggi di Aceh
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pada Mei 2019 inflasi yang terjadi di Aceh gabungan dari tiga kota Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Meulaboh cukup tinggi sebesar 1,27 persen.
Pemicu inflasi paling tinggi disebabkan oleh naiknya indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan sebesar 3,83 persen, sandang 2,38 persen, dan transpor, komunikasi serta jasa keuangan 0,55 persen.
"Inflasi yang terjadi di Aceh cukup tinggi, karena sebelumnya kita berharap inflasi yang terjadi tidak lebih dari satu persen. Angka inflasi Aceh pada Mei 2019 berada diatas nasional, inflasi nasional 0,68 persen sementara Aceh 1,27 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin MM dalam Berita Resmi Statistik, di Aula BPS setempat, Senin (10/6/2019).
Wahyudin menjelaskan tingginya angka inflasi Aceh pada Mei 2019 disebabkan oleh meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan. Yaitu ada beberapa komoditas yang memberikan andil dominan terhadap peningkatan indeks, seperti dencis, cumi-cumi, pepaya, cabai merah, dan jeruk.
Sedangkan pada kelompok sandang, komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi adalah baju anak stelan, baju kaos berkerah, celana panjang jeans, baju kaos berkerah pria, dan baju muslim.
Baca: Wabup Abdya Sebutkan, Banyak PNS Setor Wajah Hari Pertama Masuk Kerja
Baca: Ini Sanksi untuk PNS Pemko Banda Aceh yang Bolos Kerja di Hari Pertama
Baca: Usai Lebaran Idul Fitri, Ini Kegiatan Santri Tanah Luas di Kampung
Sementara pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan inflasi disumbang oleh angkutan udara, tarif pulsa ponsel, mobil, angkutan antar kota, dan ban dalam motor.
"Harga angkutan udara masih menjadi penyumbang inflasi. Bagi yang mudik akan terasa sekali dengan kenaikan harga tiket pesawat ini, ada yang memilih dari Jakarta ke Malaysia dulu karena harganya lebih murah, sebelum ke Banda Aceh. Artinya masyarakat masih merasakan tingginya harga tiket pesawat domestik," sebutnya.
Ia berharap ke depan inflasi yang terjadi Aceh dapat dikendalikan, maka diperlukan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tingkat provinsi, dan kabupaten/kota untuk menjaga kestabilan harga di Aceh. (*)