Abdya Didera Cuaca Panas, Warga Kewalahan dalam Beraktivitas
Suhu panas mendera kawasan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), terdiri sembilan kecamatan, tidak kurang satu pekan terakhir.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Suhu panas mendera kawasan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), terdiri sembilan kecamatan, tidak kurang satu pekan terakhir.
Cuaca panas dipicu terik mata hari menyengat sehingga warga, terutama para petani kewalahan beraktivitas.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Abdya, Amiruddin dihubungi Serambinews.com, Jumat (14/6/2019) menjelaskan, hasil data dari alat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh yang dipasang di Kantor BPBK Abdya, diperoleh data suhu maksimum 32 derajat celsius dan suhu minimum 24 derajat cersius pada Jumat, 14 Juni 2019.
“Suhu atau cuaca panas seperti ini terjadi tidak kurang sepekan terakhir,” katanya.
Kelembaban 60 persen dengan kecepatan angin 4 Km/jam dan tinggi gelombang 0,75 sampai dengan 1 meter.
Perkembangan data dari hasil pencatatan alat BMKG di BPBK Abdya setiap hari dilaporkan kepada instansi terkait oleh Operator/Petugas Pusdalops PB BPBK Abdya.
Baca: Ketika Cuaca Panas Disarankan Konsumsi Makanan Kaya Serat Saat Berbuka dan Sahur
Baca: Akibat Cuaca Panas, Lahan Pertanian Warga di Langsa Terbakar
Baca: Dipicu Cuaca Panas, Dua Hektare Lahan Rumbia di Teubang Phui Montasik Terbakar
Sementara hasil pantauan Serambinews.com, para petani yang sedang melaksanakan panen padi di sejumlah kecamatan di Abdya, tidak mampu berlama-lama bekerja di areal persawahan.
Mereka harus sering berteduh karena tidak mampu menahan tarik mata hari menyengat.
Peristiwa ini dialami petani yang sedang melaksanakan panen raya di Kecamatan Lembah Sabil, Manggeng dan Babahrot.
Kemudian sebagian petani juga masih panen padi di Kecamatan Kuala Batee, Jeumpa, Blangpidie, Susoh, Setia dan Tangan-Tangan.
Sinar mata hari menyengat dari siang smapai sore sehingga para petani harus mencari tempat berteduh di bawah pondok dan pohon-pohon kecil sekitar areal sawah atau pematang sawah yang bisa digunakan sebagai tempat berlindung.
Hal sama juga dialami warga lain sehingga mereka enggan beraktivitas di luar rumah.
Anak-anak dilarang bermain di luar karena cuaca panas seperti yang terjadi sekarang ini sangat rentan tertjangkiti penyakit, terutama batuk dan demam.
Amri, warga Blangpidie menjelaskan, hujan tidak turun belakangan ini juga menimbulkan suhu panas pada malam hari sehingga banyak warga kegerahan.
“Kipas angin, seperti tidak mempan mengusir hawa panas dalam ruang kamar, kemudian banyak warga memilih beristirahat di luar kamar tidur. Dan, tidak sedikit warga bertahan teras rumah sampai larut malam,” katanya.(*)
