Anak-anak dan Guru Harus Bertaruh Nyawa di Sungai Untuk ke Sekolah, Warga Harap Dibangun Jembatan

sejak dulu anak-anak sekolah di desa itu berjuang menyeberangi air kali demi mendapatkan pendidikan

Editor: Muhammad Hadi
(Kompas.com/NANSIANUS TARIS)
Anak-anak SD dan SMP Satap Nangalanang di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT menyeberangi Kali Pinarangkat, Rabu (19/6/2019). 

Anak-anak dan Guru Harus Bertaruh Nyawa Menuju Sekolah, Warga Harap Dibangun Jembatan

SERAMBINEWS.COM - Hujan yang terus mengguyur wilayah Manggarai 2 pekan terakhir mengakibatkan, jembatan darurat di Desa Lidi, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ambruk dihantam banjir.

Akibatnya, anak-anak di Desa Lidi terpaksa harus menyeberangi Kali Pinarangkat menuju sekolah meskipun harus bertaruh nyawa.

"Di sini ada jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Tetapi, tanggal 13 Juni kemarin ambruk dihantam banjir. Sekarang anak-anak ke sekolah harus bertaruh nyawa di Kali Pinarangkat ini," ungkap Theodorus Pamput, tokoh masyarakat Desa Lidi dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/6/2019).

Baca: REKAMAN CCTV - Berbelok di Penggalan Jalan Lampeuneurut, Pengendara Honda Scoopy Tersapu Fortuner

"Tidak hanya anak-anak, para guru juga harus menyeberangi air kali yang besar menuju sekolah," katanya.

Ia mengatakan, setiap hari orangtua berusaha mengantarkan anak-anak menyeberangi Kali Pinarangkat agar bisa sampai ke sekolah.

"Kalau tidak seperti ini, anak-anak kami tidak bisa ke sekolah. Kasihan kan kalau anak-anak tidak bisa ke sekolah," kata Theo.

Dalam kondisi tersebut, Theo berharap kepada Pemda Manggarai Timur agar bisa membangun jembatan ataupun cross way di Kali Pinarangkat itu.

Baca: Diskominsa Aceh Akui tak Bisa Blokir Game PUBG dan Sejenisnya, Ini Penyebabnya!

Ia menuturkan, sejak dulu anak-anak sekolah di desa itu berjuang menyeberangi air kali demi mendapatkan pendidikan.

"Kalau musim kering masih bagus. Tetapi kalau sudah hujan begini, nyawa anak kami pun terancam karena air sungai terlalu deras," tuturnya.

Sementara itu, Kepala SMP Satu Atap Nangalanang Silvester Jhon mengatakan, ketika jembatan darurat yang dibuat oleh warga Desa Lidi itu hanyut diterjang banjir, siswa dan guru SD dan SMPN Satap Nangalanang menjadi terhambat.

"Air laut pasang di kali atau muara tersebut. Siswa dan guru pulang sekolah harus menunggu air pasang surut. Pada pagi, anak-anak dibantu orangtua menyeberangi sungai. Ada juga yang bisa menyeberang sendiri," ungkap Jhon.

Baca: Mantan Pemain Persis Solo Sambil Gendong Putrinya Malah Terseret Ombak Saat Selamatkan Keluarganya

Ia melanjutkan, pihaknya mengharapkan para pemangku kepentingan mau memperhatikan infrastruktur jembatan Desa Lidi.

Jhon menjelaskan, Kali Pinarangkat terletak di antara Desa Beangencung dan Desa Lid dan menjadi pembatas di antara dua desa tersebut.

Peserta didik SMP dan SD Nangalanang sebagian besar berasal dari Desa Beangencung, sementara lokasi SMP dan SD Nangalanang terletak di wilayah administrasi Desa Lidi.

"Kami tidak minta yang lain, cukup bangun jembatan saja. Kasihan anak-anak dan para guru setiap musim hujan harus melawan arus sungai menuju sekolah," ujarnya.(*)

Baca: Ini Jenis Sebuah Drone Milik Amerika Serikat yang Ditembak Jatuh Oleh Iran 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Demi Sekolah, Anak-anak di Pedalaman Flores Harus Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved