Breaking News

Usamah: Aceh Menghargai Kemajemukan, Tapi Semua Pihak Harus Hormati Kearifan Lokal

Dialog ukhuwah ini dilaksanakan DDII Aceh dalam rangka merespon berbagai dinamika keumatan akhir-akhir ini di Aceh.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Hand Over
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny berbicara pada acara Dialog Ukhuwah Kebangsaan dan Keislaman yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII) Aceh, di Gampong Rumpet Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (22/6/2019). 

Usamah: Aceh Menghargai Kemajemukan, Tapi Semua Pihak Harus Hormati Kearifan Lokal

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny mengatakan, bukanlah perkara sulit untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah di Aceh, sepanjang semua pihak menghormati kearifan lokal.

Penegasan itu disampaikan Usamah, mewakili Plt Gubernur Aceh, ketika membuka sekaligus keynote speaker acara Dialog Ukhuwah Kebangsaan dan Keislaman yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah Dewan Dakwah Islamiah Indonesia (DDII) Aceh, di Gampong Rumpet Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Sabtu (22/6/2019).

Dialog ukhuwah ini dilaksanakan DDII Aceh dalam rangka merespon berbagai dinamika keumatan akhir-akhir ini di Aceh.

Menurut Usamah Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pokok Pokok Syariat Islam telah mengatur dengan apik formulasi pelaksanaan syariat Islam di Aceh yang menghargai kemajemukan.

Dalam qanun tersebut secara tersirat dimintai semua pihak menghargai dan menghormati keyakinan mainstream dan tatacara beribadah mayoritas umat Islam Aceh, dengan tetap menghargai keyakinan dan pola ibadah lainnya dalam bingkai mazhab yang empat.

Baca: Kebebasan Beribadah dalam Qanun Aceh

Baca: Simbol Segitiga pada Masjid Safar Jadi Perbincangan Publik, Bagaimana Pengaruh Iluminati pada Agama?

Karenanya, dengan alasan apapun dan oleh siapaun tidak pada tempatnya melakukan kritikan secara vulgar dan terbuka, serta memojokkan terhadap keyakinan mainstream yang ada di Aceh tersebut.

Karena dikhawatirkan memunculkkan perselisihan yang tidak diharapkan.

“Bila semua pihak mampu membangun rasa hormat terhadap kearifan lokal ini, maka rajutan ukhuwah di Aceh akan semakin baik dan berkualitas,” ungkap Usamah.

Kadis Dayah Aceh ini menambahkan, di negeri-negeri maju dam mengklaim diri sebagai kampium demokrasi, seperti Amerika dan Eropa sekali pun, tindakan melawan dan menyerang kearifan yang telah menjadi mainstream juga merupakan tindakan yang dianggap tidak patut.

Baca: Andre Rosiade Sebut Saksi KPU dan Kubu 01 Bohong: Kita Menonton Drama Kebohongan yang Luar Biasa

Teladani Wali Songo

Pada kesempatan tersebut Usamah juga mengajak semua pihak untuk meneladani dakwah yang dilakukan Wali Songo.

“Wali Songo adalah pendakwah yang masuk ke Tanah Jawa yang ketika itu didominasi Hindu, tetapi diksi dan narasi yang digunakan para Wali Songo yang kemudian telah berhasil mengislamkan seluruh Tanah Jawa itu bukanlah diksi dan narasi yang menyerang dan menyalahkan,” tegas Usamah.

Menurut Usamah, jika ketika itu Wali Songo berdakwah dengan retorika berapi-api dan menebar berbagai diksi menyudutkan dan menyalahkan berbagai penjuru mata angin, maka yang akan dialami Wali Songo bukanlah sikap masyarakat Jawa Hindu yang menerima dan memeluk Islam, tetapi konflik yang tidak berkesudahan.

“Ini harus menjadi bahan renungan kita bersama di Aceh, Insya Allah dengan saling menghormati ukhuwah di Aceh akan semakin terajut dengan baik,” pinta Usamah.

Baca: Di Penutupan Sidang Sengketa Pilpres, BW Izin Ketua MK Baca An-Nisa Ayat 135, Begini Reaksi Tim 01

Baca: Didukung Turki, Cina, dan Malaysia, Pakistan Gagalkan Upaya India Masukkan Negaranya ke Daftar Hitam

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved