Ditanya Soal Wacana Pembubaran FPI, Ini Jawaban Presiden Jokowi

Bahkan ramai diperbincangkan di sosial media, beragam komentar netizen muncul, ada juga yang mendukung untuk dibubarkan dan ada juga yang tidak.

Editor: Amirullah
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan keterangan terkait situasi pasca-pengumuman hasil Pemilu 2019 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019). 

Ditanya Soal Wacana Pembubaran FPI, Ini Jawaban Presiden Jokowi

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Soal wacana pembubaran Fpi sempat menyeruak beberapa waktu lalu.

Bahkan ramai diperbincangkan di sosial media, beragam komentar netizen muncul, ada juga yang mendukung untuk dibubarkan dan ada juga yang tidak.

Presiden Indonesia Joko Widodo dalam suatu wawancara hari Jumat mengatakan bahwa ia akan mendorong reformasi ekonomi yang kemungkinan tidak populer, termasuk undang-undang ketenagakerjaan yang lebih ramah bisnis, dalam masa jabatannya yang terakhir.

Alasannya karena ia tidak lagi akan menghadapi kendala politik.

Jokowi mengatakan kepada media asing The Associated Press bahwa “sepenuhnya memungkinkan” baginya untuk melarang Front Pembela Islam (FPI) yang berhaluan keras dalam masa jabatan lima tahunnya yang kedua.

Ini mengisyaratkan keprihatinan pemerintahnya yang mendalam mengenai kelompok-kelmpok yang mengancam reputasi Indonesia yang berhasil memadukan Islam dan demokrasi.

Baca: Izin Perpanjangan FPI Belum Tentu Terbit Sekalipun Penuhi 20 Syarat, Apa Sebabnya?

Baca: Izin Ormas FPI Terancam Tak Diperpanjang, Ini Alasan Pemerintah dan Tanggapan FPI

Baca: TNI Ungkap Dugaan Adanya Oknum KKB Papua Susupi Instansi Pemerintah untuk Pasok Senjata

Jokowi menginginkan Indonesia dikenal sebagai negara yang moderat.

Tetapi pesan ini dirongrong oleh gelombang permusuhan terhadap kaum homoseksual dan transgender, hukuman cambuk di hadapan umum di provinsi Aceh yang menerapkan hukum Syariah berdasarkan perjanjian otonomi khusus, dan contoh-contoh lain intoleransi beragama.

Ini merupakan kecenderungan yang dapat membuat takut para investor asing yang diincar Jokowi sebagai penggerak penting pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang hampir separuh populasinya berusia di bawah 30 tahun.

Dalam wawancara itu, Jokowi menguraikan prioritasnya bagi masa jabatannya yang ke-dua, termasuk melanjutkan proyek-proyek infrastruktur berskala besar dan menyederhanakan birokrasi.

Ia mengatakan undang-undang ketenagakerjaan akan dirombak, suatu hal yang secara politis menantang, untuk menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

“Dalam lima tahun mendatang saya tidak memiliki beban politik, jadi dalam mengambil keputusan, khususnya keputusan-keputusan penting bagi negara, menurut saya ini akan lebih mudah,” katanya sewaktu berkeliling Jakarta, termasuk singgah di masjid untuk sholat Jumat.

“Hal-hal yang sebelumnya mustahil, saya akan mengambil banyak keputusan mengenai itu dalam lima tahun mendatang,” kata Jokowi.

Baca: Keuchik Munirwan Sebut Kasus yang Menimpanya Sebagai Ujian

Baca: Perutnya Terkena Baling-baling Boat, Nelayan Peudawa Meninggal saat Melaut

Jokowi menggambarkan dirinya sebagai sosok merakyat, kerap kali menekankan asal usulnya yang pernah tinggal di daerah kumuh di pinggir sungai kota Solo.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved