KKB Papua
TNI Ungkap Dugaan Adanya Oknum KKB Papua Susupi Instansi Pemerintah untuk Pasok Senjata
Aidi mengungkapkan, anggota KKB Papua di wilayah Nduga, Papua, bisa saja menyamar dan berbaur di tengah masyarakat.
TNI Ungkap Dugaan Adanya Oknum KKB Papua Susupi Instansi Pemerintah untuk Pasok Senjata
SERAMBINEWS.COM – Konflik senjata di kabupaten Nduga seakan tak ada habisnya.
Terakhir pada Selasa (23/07/2019), pasukan TNI berhasil menguasai markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Nduga, Papua.
Sudah banyak orang yang menjadi korban akibat dari konflik persenjataan tersebut.
Mengenai hal itu, TNI mengungkap adanya dugaan penyamaran anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua di tengah masyarakat Nduga
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kelompok Separatis Papua Diduga Membaur di Tengah Masyarakat', dugaan penyamaran anggota KKB Papua ini diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf M Aidi
Aidi mengungkapkan, anggota KKB Papua di wilayah Nduga, Papua, bisa saja menyamar dan berbaur di tengah masyarakat.
Bahkan, menurut Aidi, anggota KKB Papua dapat membaur menjadi pejabat daerah, anggota dewan, hingga anggota lembaga swadaya masyarakat.
Baca: TNI Sita 2 Gerobak Peluru dari Markas KKB Papua, Egianus Kogoya Ancam Akan Balas
Baca: Perutnya Terkena Baling-baling Boat, Nelayan Peudawa Meninggal saat Melaut
Baca: Aceh Raih Kemenangan Perdana, Kalahkan Bali 2 dengan Skor 2-1 di DNC Nasional
“Pemberontak ini bisa berperan sebagai rakyat biasa, pejabat daerah, anggota dewan dan LSM. Bisa saja mereka berbaur seperti ini. Walau itu masih bersifat analisis pribadi,” ujar Aidi kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).

VIDEO Kronologi TNI Tewaskan 1 Anggota KKB Papua Saat Baku Tembak (Youtube)
Menurut Aidi, dugaan itu muncul karena setiap kelompok tersebut akan melakukan pemberontakan atau pasca peristiwa, lalu para tokoh atau beberapa pejabat akan membuat pernyataan kepada publik yang intinya mendukung KKB Papua.
Menurut Aidi, sejak 1997 sampai 2018 tidak ada parat TNI yang ditempatkan di wilayah Nduga.
Hal itu terjadi karena keterbatasan infrastruktur.
“Kami hanya punya punya Pos Koramil dan Polsek di ibukota kabupaten, tapi di pedalaman tidak ada, sehingga mereka (kelompok separatis) tumbuh subur dan leluasa menanamkan pengaruhnya kepada masyarakat setempat di sana,” kata Aidi.
Menurut Aidi, meski kelompok separatis menguasai medan, TNI tidak akan mundur.