Berita Aceh Utara
Ratusan Warga di Seunuddon Aceh Utara Cangkul Jalan Selama 2 Jam Lebih, Ini Persoalannya
Warga membawa peralatan seperti cangkul burung, cangkul, sekop, martil, dan senjata tajam
Penulis: Jafaruddin | Editor: Muhammad Hadi
Warga membawa peralatan seperti cangkul burung, cangkul, sekop, martil, dan senjata tajam
Laporan Jafaruddin | Aceh Utara
SERAMBINEWS,COM, LHOKSUKON – Ratusan warga Desa Lhok Puuk Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara pada Rabu (31/7/2019) mencangkul badan jalan.
Jalan yang dicangkul menghubungkan dengan tersebut dengan Desa Matang Puntong, Kecamatan Seunuddon selama dua jam lebih.
Aksi itu dilakukan warga sebagai bentuk protes terhadap Muspika karena belum menyelesaikan soal tapal batas kedua desa tersebut.
Baca: Ini Identitas 3 Pria dalam Mobil Putih, Ditangkap Polisi di Aceh Utara, Terdengar Suara Tembakan
Amatan Serambinews.com, ratusan massa pukul 10.00 WIB, sudah berkumpul di jalan penghubung dua desa tersebut.
Warga membawa peralatan seperti cangkul burung, cangkul, sekop, martil, dan senjata tajam.
Tak lama kemudian, warga langsung mencangkul di lokasi yang dijadikan warga Lhok Puuk sebagai lokasi tapal batas baru.
Aksi mencangkul jalan tersebut berlangsung sekitar dua jam lebih.
Baca: Heboh! Gerombolan Anjing Hutan Muncul di Lhoong Aceh Besar, Mangsa Ayam Milik Warga
Tiba di lokasi tersebut melintasi beko, kemudian warga langsung meminta operator beko tersebut membantu warga untuk menggeser batu gajah yang sebelum ditempatkan di lokasi tapal batas tak jauh dari lokasi tersebut.
Warga kemudian membubarkan diri setelah berhasil memindahkan batu gajah tersebut dengan alat berat.
Bakhtiar warga Lhok Puuk kepada Serambinews.com menyebutkan aksi tersebut dilakukan ratusan warga.
Karena kecewa dengan pihak muspika yang tidak bisa menyelesaikan konflik tapal batas tersebut.
Baca: Ular Maut Tewaskan Anggota Brimob di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil, Ini Penjelasan Ahli
Selain itu, muspika juga menunda-nunda untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Karena itu warga turun ke jalan untuk menentukan tapal batas tersebut.
"Kami perwakilan gampong sudah pernah duduk dengan pihak muspika Seunuddon dan pihak muspika dalam hal ini camat berjanji akan turun ke lapangan untuk menyelesaikannya. Namun hingga saat ini belum juga turun dengan berbagi alasan," kata Bakhtiar. (*)
Baca: Sumur di Tanah Jambo Aye Ini Semburkan Lumpur Setinggi 10 Meter