KAI
Hukum Meninggalkan Shalat
Ustadz, saya mempunyai seorang teman, ayahnya baik banget dengan semua orang, tapi sayang tidak pernah shalat
Ustadz Pengasuh Yang Mulia,
Assalamu’alaikum wr wb
Ustadz, saya mempunyai seorang teman, ayahnya baik banget dengan semua orang, tapi sayang tidak pernah shalat. Padahal beliau juga percaya akan Allah, hari Akhirat dan semua kekuasaan-Nya. Beliau juga menghargai orang yang shalat dan puasa. Beliau tidak pernah mengajak-ajak orang lain untuk menjadi seperti dirinya. Beliau juga tidak pernah puasa. Seminggu yang lalu beliau telah dipanggil oleh Allah.
Yang saya tanyakan, bagaimana agar beliau bisa diampuni oleh Allah, padahal istri dan anak-anak beliau selalu menasehati agar beliau mau melaksanakan shalat?
Kata teman saya, ayahnya begitu karena dia melihat banyak orang shalat, tapi kelakukannya sangat bejat dan tidak bermoral. Berarti, kan percuma shalatnya, mending baik dan suka menolong sesama tapi nggak usah shalat. Beliau pernah bilang begitu, lha.
Sekarang teman saya dan kolega yang ditinggal itu bingung, harus bagaimana, agar ayahnya bisa diampuni dan ibadahnya yang dulu juga bisa diterima Allah. Terus, nanti di akhirat bagaimana, ya ustadz?
Sebelum meninggal, beliau sakit agak lama, tidak bisa melakukan apa-apa, soalnya koma yang berkepanjangan. Kalau ngomong, cuma teriak-teriak, seperti bayi menangis, begitu. Tapi meninggalnya dengan penuh senyuman, mungkin karena habis dibacain surat Yasin.
Sekali lagi mohon sarannya, ya ustadz.
Wassalam,
Shofi
JAWABAN
Yth Saudara Shofi,
Wa’alaikumus Salam Wr. Wb.
Menarik sekali surat yang pengasuh terima via email ini, terutama karena isi kandungannya merupakan kecintaan kawan anda terhadap orang tuanya. Memang selayaknyalah demikian, seorang anak harus mencintai, mengasihi dan berbakti kepada kedua ibu-bapanya.
Hal tersebut sesuai dengan perintah Allah swt dalam surat Al-Isra’ ayat 23: “Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Ya, tapi dalam kasus seperti ini, menurut hemat pengasuh, sang anak harus banyak berdoa, memohon keampunan dosa orang tuanya, memohon kerahiman Allah untuk mengasihaninya, sebagaimana orang tuanya telah mengasihi dan menyayangingi pada waktu masih kecil, dengan banyak kali mengucapkan: Rabbigh Fir Li Wa Liwadayya Warham Huma Kama Rabbayaani Shaghira...
Mudah-mudahan doa anak yang shalih yang selalu berdoa untuk orang tuanya akan dikabulkan Allah dan menjadi tabungan amal baginya dengan harapan mendapat keringanan dari amalan shalat yang ditinggalkan dengan sengaja itu.
Apakah semua amal baik itu dapat meringankan dosa karena meninggalkan shalat wajib? Itu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah swt, karena memang masalah shalat adalah masalah besar dan berat.
Shalat adalah tiang agama, kata Rasulullah. Tidak boleh main main. Hukumnya fardhu ‘ain. Wajib dikerjakan oleh semua orang Islam mukallaf pada waktu waktu yang telah ditetapkan, sesuai firman Allah swt: Innash shalata kanat ‘alal mukminina kitaban mauquta (Sesungguhnya shalat adalah wajib dilakukan orang mukmin pada waktu waktu yang telah ditetapkan).
Karena itu semua, pengasuh cenderung menyarankan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk terus bermunajat, semoga Allah swt yang Maharahman dan Maharahim mengabulkannya, karena memang Allah-lah Subhanahu Wa Ta’ala yang mempunyai hak untuk itu.
Demikian, Wallahu A’lamu Bish-Shawaab.