Hati-hati dengan Jantung
Banyak penyebab yang memicu penyakit jantung, di antaranya hipertensi (tekanan darah tinggi) yang menahun, kolesterol tinggi

Penyakit jantung disebabkan kurangnya pasokan darah yang membawa oksigen ke otot jantung. Biasanya diikuti oleh gejala lain seperti pusing, letih yang berkepanjangan, mual, berkeringat dingin, dan sesak nafas. Gejala-gejala tersebut dapat menjadi peringatan awal akan risiko serangan jantung. “Sayangnya, mereka yang mengalami gejala-gejala tersebut sering kali menganggapnya sebagai masuk angin biasa. Inilah yang sering membuat pertolongan pertama menjadi terlambat dan sangat merugikan akibatnya,” ujar dr Adi Purnawarman SpJP FIHA, ahli jantung dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Unsyiah/ RSUD Zainal Abidin Banda Aceh, Sabtu (9/6).
Ketika serangan jantung (myocardial infarction) berlangsung, otot-otot jantung akan mati karena tidak mendapatkan darah. Dan tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak dapat mengalami regenerasi, alias tidak bisa berganti dengan otot baru. Karena itulah, kata Adi Purnawarman, semakin lama serangannya dan tidak segera ditangani, akan semakin banyak kerusakan permanen pada otot-otot jantung. Bahkan jika terus dibiarkan dapat mengalami kematian. “Kalau dalam ekonomi waktu adalah uang, namun dalam bidang kesehatan, waktu berhubungan berapa banyak otot-otot yang dapat diselamatkan,” ujar Adi Purnawarman.
Ketika gejala-gejala serangan jantung timbul, sangatlah penting untuk langsung mencari bantuan medis, karena risiko kematian terbesar adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan. Perawatan yang cepat dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah serangan.
Mengingat bahaya penyakit jantung yang mengancam kehidupan dan menjadi pembunuh utama di Indonesia termasuk di Aceh, mencegah atau mengurangi risiko penyakit jantung adalah cara yang terbaik. (min)