Liputan Haji 2012

JCH Kurangi Aktivitas Umrah

Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh mengurangi kegiatan umrah yang bisa memengaruhi kondisi fisik dalam menyambut pelaksanaan wukuf di Arafah

Editor: bakri
zoom-inlihat foto JCH Kurangi Aktivitas Umrah
Jamaah calon haji memadati hingga ke lantai empat Masjidil Haram, Mekkah, Selasa (22/10). AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE
* Warga Arab Sambut Hujan

MEKKAH - Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh mengurangi kegiatan umrah yang bisa memengaruhi kondisi fisik dalam menyambut pelaksanaan wukuf di Arafah pada Kamis (25/10). Kemudian, persiapan menjelang wukuf terus dimatangkan di penginapan. Sedangkan JCH Aceh yang sakit rata-rata sudah mulai membaik dan sudah kembali ke hotel masing-masing.

Seorang JCH Kloter 8, Helmi Hass dari Mekkah, Senin (23/10) melaporkan, sejumlah jamaah haji Aceh dari kloter 12 yang sempat dioperasi akibat retak tulang, sudah kembali ke maktabnya.

Ketua Kloter 12 Juniazi, Selasa (23/10) merincikan, JCH yang sudah kembali ke maktab adalah Muhammad bin Ibrahim asal Aceh Besar yang mengalami retak tulang paha akibat jatuh dari tangga di Masjid Nabawi setelah dioperasi beberapa hari lalu, Senin (23/10) sudah kembali ke hotel.

Begitu juga Siti Hajar yang jatuh dari tempat tidur serta mengalami retak tulang setelah dioperasi sudah kembali ke pemondokan.

Sementara Yasnur yang menderita tumor, ujar Juniazi, tidak mungkin dioperasi. Untuk sementara waktu dibantu dengan obat khusus dan kondisinya sudah membaik. “Alhamdulillah, sejumlah jamaah kita yang sakit sudah membaik yang opname di rumah sakit semua sudah kembali. Jamaah kloter 12 banyak yang uzur, ya pasti rentan dengan penyakit,” ujar Juniazi.

Dia mengatakan, semua JCH sudah mempersipkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah sebagai puncak ibadah haji pada Kamis (15/10) yang jaraknya sekitar 25 kilometer dari Mekkah.

Menjelang keberangkatan ke Arafah, JCH Aceh berada agak jauh dari Masjidil Haram. Mereka sejak Senin (22/10) sudah mengurangi aktivitas untuk umrah sunat dan shalat lima waktu ke Masjidil Haram, jamaah memilih shalat di masjid terdekat atau berjamaah di hotel-hotel.

Menjelang wukuf cuaca di Mekkah agak diuntungkan karena pada hari Senin turun hujan, sehingga suhu tidak terlalu panas. Guyuran hujan disambut riang warga Arab. Malah sopir bus dan sopir taksi spontan menghentikan laju kendaraannya, lalu ke luar untuk menyambut turunnya hujan sambil berdoa.

Para pemilik toko dan warga Arab lainnya spontan ke luar rumah untuk menyambut hujan. Bertolak belakang suasananya dengan warga Indonesia, begitu hujan, semua mereka justru berlindung masuk hotel atau berteduh di emperan toko.

Hujan merupakan rahmat Allah bagi warga Arab, karena di negara mereka hujan sangat jarang terjadi. Dalam setahun hanya terjadi hujan antara 2-4 kali saja.

Sementara itu, JCH yang akan dibawa ke Arafah diangkut secara bertahap per maktab. Cara ini dimaksudkan untuk menghindari kemacetan di jalan raya. (swa)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved