Serambi Property
Rumah Ideal Versi BTN Banda Aceh
Kepala Bank Tabungan Negara (BTN) Banda Aceh, Budi Permana menyatakan harga rumah paling ideal harus berada di bawah kisaran
* Harganya di Bawah Rp 200 Juta
BANDA ACEH - Kepala Bank Tabungan Negara (BTN) Banda Aceh, Budi Permana menyatakan harga rumah paling ideal harus berada di bawah kisaran Rp 200 juta/unit atau Rp 150 juta sampai Rp 200 juta. Dia menilai, patokan harga tersebut tidak akan terlalu memberatkan konsumen dalam membayar uang muka
Dia menjelaskan, harga tersebut untuk type 36 m2 atau 36 m2 plus dengan luas tanah minimal 100 meter, sehingga masih ada ruang untuk pengembangan di masa mendatang. Untuk type rumah ini, konsumen hanya perlu menyediakan uang muka sebesar 30 persen dari harga rumah atau sekitar Rp 45 juta sampai Rp 60 juta.
Uang muka, sebutnya, dapat diambil dari Bapertarum bagi PNS dan pinjaman lunak dari Jamsostek bagi kalangan pekerja swasta. Sedangkan sisanya, dapat dikreditkan melalui KPR BTN dengan masa cicilan sampai 25 tahun.
Dia mengakui, harga rumah yang terlalu tinggi di Banda Aceh dan sekitarnya telah membuat masyarakat kewalahan, khususnya membayar uang muka, walau ada bantuan dari Bapertarum atau Jamsostek. “Berdasarkan survei yang telah kami laksanakan, harga rumah ideal antara Rp 150 juta sampai Rp 200 juta/unit di Banda Aceh,” jelasnya.
Budi berharap, Pemko Banda Aceh dapat mencari solusi untuk penyediaan rumah bagi kalangan PNS yang belum memiliki rumah. Dia menyatakan peminat paling banyak dan pasar paling potensial berkisar di harga tersebut, terutama PNS golongan kecil. “Bahkan, BTN telah menggandeng sejumlah instansi pemerintahan, di Pemko Banda Aceh maupun Pemprov Aceh,” katanya.
Karena itu, menurutnya, para developer dapat menggarap sektor ini, tanpa perlu melakukan promosi ataupun hal lainnya karena pasar sudah ada. “Para developer hanya perlu melakukan negoisasi dengan para calon pembeli dari kalangan PNS, khususnya type rumah, luas tanah dan lokasi rumah. Sehingga seusai keduanya mencapai kesepakatan, BTN tinggal membiayai saja, baik pembangunan maupun KPR,” katanya.
Budi mencontohkan, para calon pembeli ini umumnya meminta di kawasan Banda Aceh, bukan luar Banda Aceh atau Aceh Besar. “Kalau memang ada developer yang bisa menjual harga rumah berkisar Rp 150 sampai Rp 200 juta di kawasan Ulee Kareng, kenapa tidak,” ujarnya.
Dia menambahkan rumah tidak perlu besar, seperti type 36 m2 dengan luas tanah minimal 100 m2. Tetapi, dengan harga tanah tinggi, Budi mengakui para developer berat menjual rumah dengan kisaran tersebut.
Seperti diketahui, harga tanah di seputaran Banda Aceh melambung seusai tsunami 26 Desember 2012. Contohnya, di kawasan Banda Aceh, tidak ada harga tanah Rp 250 ribu/meter, tetapi berkisar antara Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta lebih/meter.
Misalnya, tanah 100 meter dengan harga minimal Rp 500 ribu, maka tanah Rp 50 juta, sehingga untuk type 36 saja, masih sulit dijual Rp 150 juta/unit karena masih ada biaya lain yang harus dikeluarkan developer, seperti IMB, gambar, jalan lingkungan, parit dan lainnya.
Meski demikian, Budi yakin pemerintah mampu menyediakan rumah murah, bukan hanya untuk kalangan PNS, tetapi juga warga lainnya yang memiliki penghasilan tetap per bulan. “Saya yakin, kalau pemerintah kota atau provinsi bersedia, para developer siap membantu dan BTN juga siap mendanai pembangunan bersama KPR dengan masa angsuran sampai 25 tahun, sehingga dapat meringankan calon pemilik rumah,” ujar Budi.(muh)
Ini Dia Rumah dengan Harga Terjangkau
WARGA Banda Aceh dan sekitarnya yang belum memiliki rumah dapat menentukan pilihannya berdasarkan kemampuan dan lokasi rumah yang diinginkan. Mungkin, ingin dekat dengan tempat bekerja atau sekolah dan lainnya atau juga pusat pasar.
Namun, pada dasarnya, kemampuan keuangan menjadi hal utama dalam membeli dan memilih lokasi rumah. Makin dekat dengan pusat perkotaan, maka harga makin mahal, sebaliknya di luar kota, makin terjangkau.
Rumah binaan sejumlah perbankan di Banda Aceh bisa menjadi pilihan, selain bisa membeli secara tunai, juga dapat dilakukan secara kredit seperti melalui KPR antara 10-25 tahun. Apalagi, pihak perbankan melakukan pengawasan secara langsung atas setiap pembangunan rumah yang dibiayainya, sehingga konsumen tidak perlu was-was atas mutu rumah yang akan dimiliknya.
Terdapat delapan developer Banda Aceh yang menjadi binaan perbankan, baik mulai dari pembiayaan maupun KPR atau hanya KPR saja untuk calon pembeli. Bagi anda yang menginginkan rumah di kawasan Ulee Kareng, maka pilihan dapat dijatuhkan kepada Perumahan Grand Royal.