Tim Capai Titik Didih Seulawah
Ketika peninjauan tiga bulan lalu, jumlah kawah lumpur panas aktifnya sebanyak lima lubang, tetapi kini telah menjadi enam

BANDA ACEH - Tim Geologi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Aceh, termasuk dua pawang gajah dan harimau, Selasa kemarin mencapai lokasi Kawah Heutz Gunung Api Seulawah Agam pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Tim menemukan enam kawah lumpur panas aktif.
“Ketika peninjauan tiga bulan lalu, jumlah kawah lumpur panas aktifnya sebanyak lima lubang, tetapi kini telah menjadi enam. Artinya ada penambahan satu lubang dalam tiga bulan,” kata Kabid Geologi Distamben Aceh, Ir Akmal Husien saat melaporkan hasil peninjauan Kawah Heuzt Seulawah Agam kepada Kadistamben dan Energi Aceh, Ir Said Ikhsan, Selasa (8/1) malam.
Dalam peninjauan ke Kawah Heuzt kemarin, Akmal didampingi lima anggota tim, yaitu Mukhlis ST MT (Kasie Geologi), Lono Saptio ST dan Yusmardani Adya Putra (Staf Geologi), serta dua staf biasa, Yasin dan Riswan.
Peninjauan ke Kawah Heutz didasari hasil pengamatan mesin pencatat gempa di Pusat Pengamatan Gunung Berapi, Desa Lambaro Tunong, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar serta adanya letupan atau gempa pada rentang waktu 4-8 Januari 2013.
Selain itu, adanya seruan Gubernur Aceh dan Pimpinan DPRA agar Dinas Pertambangan dan Energi bersama tim geologinya melakukan pengamatan dan up date secara cermat perubahan dan pergerakan Kawah Cempaga (kawah asap) dan Kawah Heutz (kawah aktif panas lumpur) Gunung Api Seulawah Agam sejak statusnya ditingkatkan dari normal menjadi waspada.
Selain ke Kawah Heutz, Kadistamben dan Energi Aceh, Said Ikhsan juga menugaskan tim ke Kawah Cempaga yang dijadwalkan hari ini, Rabu (9/1).
Libatkan pawang
Menurut Akmal, kunjungan ke Kawah Heutz, Selasa kemarin, mengikutsertakan dua pawang gajah dan harimau untuk memberikan rasa aman bagi tim yang bertugas.
Lokasi Kawah Heutz yang ditinjau tim geologi berada pada ketinggian 700 meter dari 1.800 meter ketinggian puncak Seulawah Agam. Kawasan itu merupakan lintasan gajah dan harimau.
Untuk mencapai Kawah Heutz butuh waktu 3,5 jam. Tim berangkat pukul 07.00 WIB, tiba di lokasi pukul 10.30 WIB. Namun dalam perjalanan ke lokasi, tim tidak menemukan gajah maupun harimau, meski sempat mendengar suara gajah, harimau, dan sekali-sekali suara beruang hutan. “Kami akui ada perasaan takut, namun demi tugas, kami tak mungkin surut,” ujar Akmal.
Setiba di lokasi Kawah Heutz Gunung Api Seulawah Agam pada pukul 10.30 WIB, tim melakukan pengamatan, penelitian, dan pengukuran suhu keenam lubang lumpur panas aktif.
Suhu lumpur panas di emam Kawah Heutz diukur satu per satu. Lima lubang lumpur panas lama suhunya berkisar 94-96 derajat Celcius tapi lubang lumpur baru yang terbuka, suhunya mencapai 99 derajat Celcius.
Selain mengukur suhu, tim juga meneliti gas yang dikeluarkan di enam lubang lumpur panas Heutz. Dari enam lubang lumpur panas baru itu, ditemukan tiga jenis gas, yaitu H2S, CO, dan CO2. Dua anggota tim yang meneliti jenis gas sempat pening sehingga harus menjauh 50 meter dari lokasi.
“Setelah semua data terkumpul, akhirnya sekitar pukul 14.00 WIB, tim meninggalkan Kawah Heutz. “Alhamdulillah perjalanan pulang lancar-lancar saja. Kalau sempat turun hujan, perjalanan pulang bisa memakan waktu 5-6 jam karena harus sangat hati-hati,” kata Akmal Husien.(her)
BNPB Minta Daerah
Bentuk Posko Siaga
BANDA ACEH - Rapat Koordinasi Kebencanaan Aceh berlangsung di Aula Kantor Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Selasa (8/1). Rapat itu dipimpin Pejabat Pananganan Darurat Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Endang Suhendar. Pihak BNPB menginstruksikan seluruh daerah di Aceh membentuk posko bencana.