KAI
Menyongsong Datangnya Bulan Suci Ramadhan
Kami, sejumlah anak muda yang tergabung dalam pengajian di sebuah balai pengajian, sering
Diasuh oleh Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA.
Pertanyaan:
Ustaz Pegasuh KAI yang mulia,
Assalamualaikum wr wb.
Kami, sejumlah anak muda yang tergabung dalam pengajian di sebuah balai pengajian, sering mengikuti ceramah agama, terutama pada bulan Ramadhan. Kami sering mendengar uraian-uraian tentang keutamaan bulan Ramadhan, termasuk yang disampaikan Rasulullah saw dalam pidatonya menyongsong datangnya Ramadhan, namun terkadang disebutkan sepotong-sepotong, artinya tidak menyeluruh.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami sangat ingin mengetahui teks pidato tersebut secara utuh meskipun artinya saja, karena --maaf Ustaz-- kami tidak menguasai bahasa Arab dengan baik.
Atas kesediaannya kami ucapkan terima kasih banyak.
Syarif Salem dkk.
Kuta Meuligou, Sawang, Aceh Utara.
Jawaban:
Ananda Syarif Salem, dkk.
Walailkumussalam wr wb.
Pengasuh merasa amat berbahagia dan berbangga hati dengan anak anak muda yang belajar agama atas aktivitas sendiri, tidak mesti harus dipagap ortu ataupun pak Imam setempat. Igatlah, sesungguhnya apa yang digali sendiri akan lebih mudah diingat dan lebih kuat melekat dibanding apa yang diberikan orang lain.
Kita senang melihat generasi penerus kita rajin mengaji, rajin menuntut ilmu dan rajin beribadat, karena hari esok negeri ini adalah di tangan para pemuda dan pemudinya hari ini. Hanya saja kita mengharapkan agar ada yang membimbingnya agar tidak terjerumus kepada kekeliruan atau kesesatan. Terlebih sekarang ini, banyak aliran sesat yang bergentayangan di dalam masyarakat kita.
Ananda, berikut ini pengasuh terakan terjemahan lengkap dari pidato Rasulullah saw beberapa hari setelah turunnya ayat kewajiban berpuasa dan dua hari sebelum masuknya Ramadhan pada tahun ke-2 Hijriyah:
Salman al-Farisi, seorang sahabat Nabi Muhammad saw menuturkan kepada kita, bahwa pada hari terakhir bulan Sya‘ban, Rasulullah saw berkhutbah menyerukan kepada sekalian manusia: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah dekat kepada kamu sekalian satu bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya tedapat satu malam yang nilai beribadat di dalamnya lebih baik daripada seribu bulan. Inilah bulan Ramadhan, bulan yang Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan shalat tarawih di malam harinya sebagai amalan sunat.
Barangsiapa yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah di bulan ini dengan sesuatu amalan sunat, maka pahalanya seolah-olah ia melakukan amalan wajib pada bulan lain. Dan barangsiapa melakukan amalan wajib pada bulan ini, maka ia akan dibalas dengan pahala seolah-olah telah melakukan tujuh puluh amalan wajib pada bulan yang lain. Inilah bulan kesabaran dan ganjaran bagi kesabaran yang sejati adalah surga, bulan ini juga merupakan bulan simpati terhadap sesama (bulan amal sosial).
Pada bulan inilah rezeki orang-orang beriman ditambah. Barangsiapa memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang yang sedang berpuasa, maka kepadanya dibalas dengan keampunan terhadap dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka jahannam, dan ia juga memperoleh ganjaran yang sama dengan yang diperoleh orang yang berpuasa tanpa sedikit pun mengurangi pahala dari orang yang berpuasa itu.”
Pada waktu Rasulullah berhenti sejenak, seorang sahabat menyela, seraya berkata: “Ya Rasulullah, tidak semua di antara kami mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.” Rasulullah kemudian menjawab: “Allah akan mengaruniakan balasan ini kepada siapa saja yang memberi bekal untuk berbuka walaupun hanya dengan sebiji kurma atau seteguk air dan susu.”
Inilah bulan yang pada permulaannya Allah turunkan rahmat, pertengahannya keampunan, dan pada akhirnya Allah bebaskan hambaNya dari siksa api neraka. Barangsiapa yang meringankan beban hamba sahayanya (bawahannya) pada bulan ini, maka Allah akan mengampuni dan membebaskannya dari api neraka.
Perbanyaklah di bulan ini empat perkara; dua perkara dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi, kamu pasti memerlukannya. Dua perkara yang mendatangkan keridhaan Allah adalah hendaknya kalian membaca kalimat thayyibah (la ilaha illallah) dan istighfar (astaghfirullahal ‘adhim) sebanyak-banyaknya; dan dua perkara yang kita pasti memerlukannya adalah permohonan kepada Allah untuk masuk surga dan berlindung kepadaNya dari api neraka.
Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaNya (haudh) yang sekali minum saja ia tidak akan merasakan dahaga lagi sampai ia memasuki surga.”
Khutbah Rasulullah saw pada akhir bulan Sya‘ban yang dinukil dari kitab Fadhailul A‘mal tentang fadhilah Ramadhan, karya Muhammad Zakariya al-Kandalawi di atas menunjukkan banyak pelajaran yang berharga. Di antaranya perhatian Nabi yang sangat besar terhadap Ramadhan, dengan seruan agar kaum muslimin menyambut datangnya bulan agung yang penuh dengan segala keistimewaannya itu.
Pemahaman terhadap seruan itu, kemudian dalam praktiknya melahirkan beragam adat istiadat dan tradisi yang dilakukan oleh kaum muslimin sedunia dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, sebagai refleksi dari sikap keislamannya. Ini berarti, menyongsong Ramadhan bukanlah dengan pestapora, makan-makan besar di tepi pantai, tapi dengan menyadari dan membuat rencana atau program-program unggulan untuk dijalankan pada bulan Ramadhan.
Menyongsong Ramadhan bukanlah dengan mengumpulkan makanan sehingga rumahnya menjadi seperti gudang Bulog, tapi dengan mengumpulkan sejumlah bahan bacaan yang bermanfaat, demi kualitas amalan kita dalam Ramadhan dan juga dalam hidup dan kehidupan. Kapan lagi kita tingkatkanh ilmu pengetahuan agama kita, kalaulah bukan pada saat-saat seperti ini.
Demikianlah terjemahan teks pidato Rasulullah saw pengasuh sampaikan, semoga anak-anak kami, saudara/i dan kawan-kawan dapat memahami dan mejabarkan kandungannya ke dalam amalan Ramadhan, sehingga seluruh keagungannya dapat kita gapai dengan sempurna dan semua larangannya dapat kita hindari secara penuh.
Demikian juga harapan pengasuh kepada kaum muslimin dan muslimat semuanya. Amiin, ya Mujibassailin. Wallahu a’lamu bish-shawaab.