Pajak Hotel di Sigli belum Capai Target

* Target Rp 208 Juta, Realisasi Rp 66 Juta

SIGLI - Hingga September 2013, Pemkab Pidie baru menerima pajak dari sektor perhotelan sebesar Rp 66.582.000. Penerimaan itu sangat jauh dari target yang ditetapkan yaitu Rp 208 juta. Meskipun ada dua bulan lagi pesimis target itu bisa tercapai.

“Kita prediksi tidak mampu capai target untuk sektor perhotelan. Apalagi sisa tahun ini tinggal tiga bulan lagi,” kata Kepala Bidang Pendapatan Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD) Pidie, Mukhtar SSos kepada Serambi Jumat (4/10).

Dia menjelaskan, penentuan pajak hotel diatur dari qanun No 12 tahun 2011. “Rumusnya besar pajak per hotel adalah 10 persen dari tarif kamar. Dibayar berdasarkan jumlah kamar yang dihuni,” jelasnya. Disebutkan, makin tinggi tingkat hunian di satu hotel, maka besar pajaknya. “Begitu juga sebaliknya, jika kecil volume pengunjung, maka pajaknya sedikit,” terangnya.

Mukhtar mencontohkan, realisasi setoran pajak paling tinggi dari sebelas hotel di Sigli adalah Hotel Grand Blang Asan. Jumlah disetor hingga Bulan Agustus adalah Rp 31.225.000. Sebaliknya, paling rendah setoran pajak dari Losmen Mali Dua, hanya sebesar Rp 150.000 hingga posisi Agustus 2013. “Kalau hotel atau losmen lain bervariasi, tapi semua lancar, tidak ada yang menunggak,” katanya.

Mukhtar menambahkan, di satu sisi jumlah hotel di Kota Sigli sudah meningkat dibanding tiga tahun lalu. Akan tetapi, realiasi pengumpulan pajak belum mencapai target. “Pencapaian target pajak hotel tertinggi masa terjadi rehab-rekons oleh BRR dulu. Tapi sekarang sudah mulai menurun,” tambahnya. Menurut dia, penurunan tingkat hunian disebabkan karena Sigli adalah daerah lintas. Sehingga kebanyakan hanya menjadi tempat lintas saja bukan untuk bermalam.(aya)

jumlah penginapan di sigli

* Losmen Riza * Losmen Paris * Losmen Malisa
* Losmen Malidua * Losmen Bakti * Wisma Dian
* Wisma Seulawah * Hotel Grand Blang Asan
* Wisma Safira * Wisma Blang Asan * Hotel Cempaka
* Wisma Meutia * Hotel Lestari