Jalur Blangkejeren-Kutacane Diperbaiki

Ruas jalan nasional dari Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues (Galus) menuju Kutacane, Aceh Tenggara (Agara) yang rusak mulai

Editor: bakri
Kelancaran arus transportasi dari Blangkejeren Kotacane terganggu, setelah mulai berlaku sistem buka tutup di Kawasan Serkil, Kecamatan Putri Betung, Galus, karena alat berat melakukan pemecahan batu gunung, Senin (18/11). SERAMBI/RASIDAN. 

* Diberlakukan Sistim Buka-Tutup

BLANGKEJEREN - Ruas jalan nasional dari Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues (Galus) menuju Kutacane, Aceh Tenggara (Agara) yang rusak mulai diperbaiki. Kendaraan dari dua arah, Galus dan Agara harus antre, karena diberlakukan sistim-buka tutup, seiring pembersihan batu gunung yang turun dari perbukitan dan menutupi badan jalan.

Kawasan jalan yang sedang diperbaiki dengan membelah bukit berbatuan terdapat di kawasan Desa Serkil dan Air Panas, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Galus. Alat berat yang sedang mengerjakan perluasan badan jalan dari bebatuan besar telah menghadang pengendara dari dua arah, sehingga kendaraan roda dua atau empat harus antre.

Pengendara harus menunggu selama setengah jam lebih, setelah diberi jalan oleh pekerja, tetapi kemudian ditutup lagi, karena pembersihan jalan dilanjutkan. Jalur satu ini, dari Blangkejeren ke Kutacane memiliki panjang 91,5 km atau jarak tempuh 2 jam lebih.

Berdasarkan pantauan Serambi, Senin (18/11), sistem antrean sudah diberlakukan sejak beberapa hari lalu. Kawasan jalan yang ditutup material bebatuan dan tanah berlumpur itu di Serkil dekat Desa Jeret Onom, Kecamatan Putri Betung, sehingga pengendara harus berhati-hati melalui jalur itu.

Sebagian penguna jalan mengaku kesal karena sistem antrean itu harus menunggu terlebih dahulu alat berat membersihkan pecahan batu gunung yang dibelah.  Di kawasan Serkil, terdapat tiga unit alat berat yang membelah batu gunung untuk pelebaran badan jalan, agar sistim transportasi lebih lancar lagi.

Namun, badan jalan juga masih sulit dilintasi karena pecahan batu dan tanah berlumpur terus menumpuk di badan jalan. “Sistem antrean dan buka tutup ini sudah berlaku dalam beberapa hari terakhir ini,” ujar Kasim didampingi sejumlah warga Putri Betung kepada Serambi, Senin (18/11). Dia mengatakan antrean terjadi saat alat berat sedang bekerja.

Hal serupa juga diutarakan sejumlah pengguna jalan lainnya yang mengaku kesal dan ikut terganggu, karena harus menunggu alat berat membersihkan pecahan batu gunung yang  menutup badan jalan tersebut. Padahal, seharusnya alat berat itu bekerja diluar jam sibuk kendaraan, seperti pada sore hari atau malam hari.

Kasim mengatakan seharusnya tidak perlu diberlakukan sistem antrean panjang atau sistem buka tutup untuk kendaraan yang hendak melintas. Dia menilai, hal tersebut bisa mengganggu kelancaran arus transportasi dari kedua arah. “Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak, agar arus transportasi tidak terganggu dan tidak terjadi kecelakaan lalulintas.” tandasnya.(c40)

Tags
jalan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved