Advertorial

Tempe Tiara, Sisi Lain Kekuatan Ekonomi Bireuen

NAMA Tempe Tiara mungkin terdengar akrab bagi masyarakat Bireuen dan sebagian masyarakat Pidie Jaya

Editor: bakri

* UKM Mitra Binaan Bank Aceh

NAMA Tempe Tiara mungkin terdengar akrab bagi masyarakat Bireuen dan sebagian masyarakat Pidie Jaya. Maklum saja, produk tempe tersebut tidak hanya tersebar di kawasan Ibu Kota Kabupaten Bireuen, Samalanga dan Matang Glumpang Dua, tetapi juga sampai ke pasar Ulee Glee Kabupaten Pidie Jaya.

Dengan jangkauan pasar yang lumayan luas tersebut, siapa sangka kalau Tempe Tiara sebenarnya berawal dari sebuah rumah sederhana di Dusun Mutiara, Desa Bireuen, Kabupaten Bireuen, milik Afrida M Yatim dan suaminya.

Afrida memulai usahanya 15 tahun lalu (tahun 2001) lalu, dengan bekal modal hanya Rp 5 juta. Ketika itu, sarana dan peralatan yang dimiliki masih sangat terbatas, berupa mesin pembelah kedelai 1 unit, fiber besar 2 unit, ember, dan becak untuk pengangkutan.

Per hari, ia dan suaminya hanya mampu memproduksi sekitar 20 kg kedelai yang dipasarkan ke kawasan seputar Ibu Kota Kabupaten Bireuen. “Saat itu penjualan per bulan cuma Rp 6 juta, dengan laba sekitar Rp 1,2 juta per bulan,” ucap Afrida.

Tahun 2009, melalui Bank Aceh Cabang Bireuen, dia mendapatkan fasilitas Kredit Mikro Bank Aceh (KMBA) sebesar Rp 35 juta, dengan jangka waktu pengembalian selama 2 tahun. Tahun 2011 kredit tersebut lunas, dan Afrida kembali mendapat fasilitas pinjaman KMBA sebesar Rp 50 juta. Setelah lunas, tahun 2013 Afrida kembali lagi mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 60 juta.

Dari fasilitas kredit Bank Aceh itu, Afrida secara bertahap mengembangkan usahanya. Mulai dari penambahan peralatan, gudang, transportasi, hingga tenaga kerja yang berjumlah 8 orang.

Saat ini, kapasitas produksi tempe meningkat mencapai 4 ton per bulan, atau menghasilkan 60.000 potong tempe, mulai dari ukuran kecil, sedang, dan jumbo. “Rata-rata penjualan Rp 2,5 juta per hari (Rp 75 juta/bulan). Keuntungan bersih sekitar 20 hingga 30 persen,” sebut Afrida.

Pemberdayaan Usaha Berbasis Kerakyatan
Pemimpin Bank Aceh Cabang Bireuen, Jasri, menyatakan pihaknya akan mendukung program pemerintah dalam memperkuat fondasi ekonomi daerah, melalui pemberdayaan usaha-usaha berbasis kerakyatan.

“Wilayah Kabupaten Bireuen juga memiliki kemampuan lahan dan kemampuan produksi kacang kedelai yang telah dikenal sejak lama. Karena itu Bank Aceh di Kabupaten Bireuen akan fokus pada pembiayaan dan pembinaan usaha-usaha kecil produktif yang memiliki kearifan lokal yang kuat, salah satunya adalah mitra binaan kita pada usaha home industry tempe ini,” ujar Jasri.

Humas Bank Aceh, Amal Hasan, menambahkan, suatu daerah akan memiliki ekonomi yang kuat bilamana mampu membangun tumbuh berkembangnya berbagai usaha UKM dalam skala penyebaran yang luas dan merata. “Kekuatan ekonomi tersebut akan ditentukan dari seberapa banyaknya UKM bisa tumbuh dan membangun lingkaran bisnis, dari hulu ke hilir dalam suatu wilayah. Bank Aceh kedepan kita harapkan akan berada di garda utama dalam membangun UKM-UKM produktif ini,” demikian Amal Hasan.(**)

Tags
Bank Aceh
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved