Serambi Kuliner

Sensasi Kuliner Khas Aceh

ACEH terkenal dengan kulinernya yang sangat kental dengan khas Timur Tengah dan India

Editor: hasyim

Bagaimana dengan Mie Aceh? Cita rasa dari Mie Aceh berbeda dengan mie yang ada di daerah Indonesia lainnya. Mie Aceh biasanya disajikan dengan daging sapi, kepiting, ataupun udang. Mie Aceh juga lebih banyak menggunakan bumbu dan cabai sehingga rasanya sangat lezat dan pedas. Mie Aceh bisa digoreng ataupun direbus, sesuai dengan selera pembeli.

Mie kepiting merupakan salah satu mie yang selalu dicari oleh wisatawan yang datang dari luar daerah dan juga sangat digemari oleh masyarakat lokal. Aromanya yang menggoda,memberikan nuansa kenikmatan didalam penyajiannya.Mie Aceh mudah dikenal dan banyak digemari oleh para penggemar kuliner di nusantara.Bahkan banyak wisatawan mancanegara yang mulai menggemari kuliner ini.

Disamping rasanya yang lezat dan berbau timur tengah, mie Aceh juga taklepas dari rasa nuansa erofa dan cina.Benar-benar mie yang sangat sensasional dan yummy.

Jika anda ingin menikmati kuliner yang benar-benar bernuansa universal,maka jangan lupa anda untuk mencoba jajanan ini. Dijamin anda tidak akan pernah kecewa.

Ada lagi yang namanya Kue Karah atau Keukarah, yakni sejenis penganan yang cukup populer dikalangan masyarakat Aceh terbuat dari tepung beras, berbentuk segitiga-sering juga berbentuk lipat dua-. Masyarakat Aceh menjadikan kue ini juga sebagai bagian dari adat dan upacara-upacara tradisional, khususnya di Aceh Barat, pada upacara pernikahan dan juga acara-acara kematian. Misal di Khanduri Peuet Ploeh. Namun, kue ini juga dikenal akrab oleh masyarakat di beberapa kabupaten lainnya di Aceh.

Kue berikutnya adalah Kue Boi, adalah penganan khas Aceh Besar yang dikenal luas oleh masyarakat Aceh. Bentuk kue ini sangat bervariasi, seperti; bentuk ikan, bintang, bunga, dan lain-lain. Kue Boi ini dapat menjadikan salah satu buah tangan ketika akan berkunjung ke sanak saudara atau tetangga yang mengadakan hajatan atau pesta, seperti sunatan dan kelahiran.

Kue Boi juga dijadikan sebagai salah satu isi dari bingkisan seserahan yang dibawa oleh calon pengantin pria untuk calon pengantin perempuan pada saat acara pernikahan.

Kue Boi sendiri biasanya diperoleh di pasar-pasar tradisional ataupun dipesan langsung pada pembuatnya. Proses pembuatan kue Boi ini pun tergolong sedikit rumit. Pasalnya, tidak semua orang bisa membuat kuliner ini dan dibutuhkan kesabaran serta keuletan.

Kuliner Aceh lain adalah Ayam Tangkap, yang sangat terkenal di Aceh. Sajian makanan yang satu ini amat menarik, yaitu ayam berbumbu yang digoreng bersama daun rempah-rempah yang beraroma harum dan menggugah selera. Cara membuatnya yaitu ayamnya dipotong kecil-kecil (sebesar ibu jari) kemudian digoreng kering, kemudian disajikan dengan daun temburu dan cabe hijau yang juga digoreng kering.

Walaupun bentuknya daun, karena digoreng kering maka daun temburu ini menjadi gurih seperti keripik. Rasanya tidak berbeda dengan ayam goreng biasa, namun dengan sajian keripik daun dan cabe hijau goreng ini menimbulkan sedikit cita rasa yang berbeda.

Abad XVII, seorang berkebangsaan Belanda membawa kopi arabika ke Batavia, kini Jakarta. Lambat laun, ketika Belanda menguasai Aceh, kopi itusampai juga ke ujung utara Pulau Sumatra dengan jenis yang makin beragam.

Tumbuh dari tanah Nanggroe yang subur, dipadu cuaca yang mendukung, menjadikan tanaman kopi Aceh berkembang menjadi komoditas yang bermutu dan tentu menguntungkan. Apalagi kemudian, prosesnya sejak penggilingan hingga disaring menjadi secangkir minuman dengan cara yang khas, kopi Aceh menjelma sebagai ikon.

Aroma kopi Aceh sudah sejak lama terkenal di Indonesia, mungkin pula di dunia. Aceh adalah salah satu penghasil kopi terbesar di negeri kepulauan ini. Tanah Aceh menghasilkan sekitar 40 % biji kopi jenis Arabica tingkat premium dari total panen kopi di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor biji kopi terbesar keempat di dunia.

Memang kedahsyatan kopi Aceh ini sudah melegenda bahkan pasca tsunami, kopi Aceh semakin mendunia berkat banyaknya penikmat kopi dari para pekerja internasional yang datang untuk merekonstruksi Aceh.

Biji kopi terbaik di Aceh umumnya berasal dari Lamno. Biji kopi Aceh biasanya di-oven selama 4 jam untuk menghasilkan mutu terbaik. Setelah mencapai kematangan 80% barulah dimasukkan gula dan mentega. Kemudian biji kopi yang telah masak digiling sampai halus.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved