Menembus Km Nol dengan Motor Tua

SABANG - Rombongan pecinta sepeda motor Honda klasik dari seluruh Indonesia, tiba Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang, Jumat (9/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Kehadiran para rider ini kota wisata Pulau Weh disambut oleh panitia bersama Honda Classic Club Indonesia (HCCI) Regional Aceh.

Pantauan Serambi, iring-iringan seratusan motor tua yang datang dari berbagai daerah dan provini itu menjadi perhatian masyarakat Sabang. Tidak sedikit warga yang datang ke Sabang Fair, tempat para pencinta motor klasik ini berkumpul dalam rangka memperingati tahun pertama terbentuknya Honda Classic Club Indonesia (HCCI) Regional Aceh.

Mereka datang ke lokasi itu melihat dan mengamati satu persatu keunikan motor klasik keluaran tahun 1982 ke bawah. Meski berusia senja, motor-motor itu masih mampu diajak jalan jauh dengan melintasi medan-medan yang sulit.

Buktinya, para peserta selain berasal dari Aceh, Medan, Padang, Lampung, juga ada dari Malang, Gresik, Jawa Timur, yang melakukan perjalanan darat menggunakan sepeda motor itu selama 15 hari untuk tiba di Sabang.

Ketua HCCI Hojac Kota Sabang, Baihaqi, kepada Serambi, Jumat (9/5) sore mengatakan, rombongan HCCI itu tiba di Kota Sabang secara bergelombang. Sebagian tiba pada Kamis (8/5) sore, sebagian besar lainnya tiba Jumat sore.

Di Sabang, para pecinta motor klasik ini melakukan sosialisasi safety riding keliling kota. Kegiatan itu juga dirangkai dengan Anniversary ke-1, deklarasi dan pelantikan pengurus HCCI Regional Aceh di Tugu Kilometer (Km) Nol, Sabtu (10/5), oleh Presiden HCCI Pusat Mba Math. Adapun Ketua HCCI Regional Aceh yang akan dilantik adalah Taufieq Rusmar.

Sebelum berangkat ke Tugu Kilometer Nol yang dilepas oleh Asisten Setdako Sabang, Sayuthi SH, pada acara deklarasi dan pelantikan pengurus HCCI Regional Aceh, para pencinta motor klasik itu membacakan ikrar HCCI secara bersama yang dipimpin Presiden HCCI Pusat, Mbah Mat.

Selanjutnya, seratusan motor klasik itu satu persatu melaju melintasi jalan-jalan Kota Sabang yang berbukit, berkelok, dan penuh tanjakan, hingga tiba di Tugu Kilometer Nol.(az)