Tafakur

Melihat Dengan Hati

Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan akhirat, melainkan seperti seseorang di antara kalian celupkan jarinya ke dalam air lautan

Editor: bakri

Oleh Jarjani Usman

“Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan akhirat, melainkan seperti seseorang di antara kalian celupkan jarinya ke dalam air lautan, maka lihatlah berapa banyak air yang melekat di jarinya itu. Jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya” (HR. Muslim).

Melihat dengan panca indera terlebih dahulu, barulah percaya.  Begitulah kebiasaan kita manusia.  Makanya meskipun dibilang kecil, dunia ini tetap dipercaya besar dan menjadi tempat yang diandalkan untuk segala sumber kehidupan.  Memang dilihat dengan mata kepala, dunia ini memang indah dan menggiurkan.  Namun untuk mengambil kesimpulan yang baik, kita perlu juga melihat dengan menggunakan mata hati.

Melihat dengan mata hati tentunya tak semua orang mampu.  Apalagi bagi yang berhati kotor dan tak bercahaya.  Sehingga perlu membersihkannya terlebih dahulu.  Perlu juga menajamkan mata hati dengan keimanan yang kuat dengan ayat-ayat Allah, agar mampu melihat dengan menerobos batas-batas dunia.

Bila sudah mampu melihat dengan mata hati bukan hanya mampu melihat kecilnya dunia.  Bukan hanya dunia ini kecil, sebentar, dan akan pasti ditinggalkan.  Lebih-lebih tak ada makhluk yang selalu bertahan hidup, misalnya, dari kematian.  Tetapi juga mampu sampai pada suatu keyakinan bahwa akhirat itu jauh lebih baik dan besar dari dunia.

Memiliki keyakinan demikian mempengaruhi cara hidup kita didunia ini.  Hidup menjadi sebuah gerbang menuju akhirat.  Hidup juga selalu disaksikan Allah, sehingga tak boleh berbuat dosa. Apalagi telah disebutkan dalam Alquran: “Dan Ia (Allah) tetap bersama kamu di mana saja kamu berada” (QS. Al Hadid: 4).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved