Serambi MIHRAB
JCH Aceh, Waspadai Ebola!
HARI ini, 19 September 2014, kloter haji embarkasi Banda Aceh menurut rencana akan mulai diberangkatkan ke Arab
Oleh dr. H. Mohd. Andalas, Sp.OG, Lektor Kepala Bagian Obgin Fakultas Kedokteraan, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Darussalam, Banda Aceh. Mantan Dokter Petugas Haji. Email: andalas_m@yahoo.com
HARI ini, 19 September 2014, kloter haji embarkasi Banda Aceh menurut rencana akan mulai diberangkatkan ke Arab Saudi. Semua jamaah telah diberi penyuluhan terkait Rukun Haji, perihal perjalanan dan keberadaan setibanya di Jeddah, Mekkah dan Madinah, juga bimbingan kesehatan dari para petugas kesehatan haji. Pemahaman yang baik terkait hal Rukun Haji dan berbagai tips menjaga kesehatan selama dalam perjalanan dan berada di tanah suci menjadi kunci suksesnya dalam menjalankan ibadah haji. Selain itu, dalam musim haji tahun ini kewaspadaan terhadap virus ebola perlu dilakukan oleh Jamaah Calon Haji (JCH) Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Perjalanan terbang dari Banda Aceh menuju Jeddah selama 8-9 jam, tentunya cukup melelahkan, terutama bagi JCH yang baru pertama kali naik pesawat. Namun, hal ini biasa saja bagi calon jamaah yang sering bepergian jauh layaknya ke Eropa atau Amerika, sebab data menunjukkan rerata jamaah indonesia termasuk juga aceh perjalanan haji menjadi pengalaman pertama bagi cahaj naik pesawat. Jadi durasi duduk di pesawat 8 jam menjadi hal membosankan, karena itu mereka harus menjaga kesehatan, makan dan minum yang cukup dalam perjalanan demi amannya proses perjalanan haji berikutnya.
Tak perlu buru-buru
Program haji reguler, mempunyai waktu cukup bagi jamaah untuk melakukan Rukun Haji, jadi tidak perlu terburu-buru melakukan sesuatu bila waktunya tidak mengikat. Misal begitu tiba di Mekkah dari Jeddah, jangan langsung berburu ke Masjidil Haram, istirahat dulu biar kondisi menjadi pulih kecuali fisik anda meemungkinkan. Untuk situasi ini peran para petugas haji terutama tim kesehatan memantau anggotanya sejak di dalam pesawat demi menghindari anggota tim jatuh sakit. Para petugas Seharusnya telah mencatat seluruh jamaah kelompok risiko tinggi, yang perlu pengawasan khusus dalam perjalanan di Arab Saudi.
Di pesawat berbadan lebar para jamaah dibenarkan berjalan bila merasakan kepegalannya, dengan melakukan peregangan otot, kecuali bila keadaan cuaca buruk yang tentu diumumkan pramugari pesawat. JCH tetap disarankan banyak minum dan makan secukupnya saat tiba waktu makan. Jangan sampai tidak makan, sebab kalori dibutuhkan tubuh agar dapat melakukan ibadah haji dengan baik.
Para JCH jangan takut dengan anekdot, banyak minum atau makan akan menyebabkan sering buang air kecil atau buang air besar, karena pengaruh perjalanan mengakibatkan gerak usus menjadi lambat dan aman dari buang air besar, malah kadang bisa sampai seharian. Jadi untuk mendapatkan kondisi fit, jangan ragu makan dan minum banyak saat di pesawat. Bagi pemakai obat rutin karena penyakitnya yang diketahui sejak awal, jangan lupa mempersiapkan obat untuk diminum selama di pesawat. Begitu juga kalau saat di Mekkah, siapkan obat harian selalu untuk menghindari kambuh penyakit saat beribadah.
Terjadi perbedaan waktu 5 jam dengan di Indonesia, sehingga di awal kedatangan pola tidur sedikit terganggu, tetapi tubuh akan beradaptasi dalam beberapa hari kemudian. Hal ini bisa diatasi dengan mengubah pola waktu atau jam dengan waktu Arab Saudi, sehingga akan terasa saudinya tidak teringat waktu Indonesia, sedang bagi pengguna telepon genggam generasi terbaru, data waktu langsung berubah dengan sendirinya.
Terhadap pengaruh suhu antara 35-40 derajat Celcius di Saudi harus diantisipasi, dengan minum secukupnya saat ke masjid dan pulang untuk mencegah kekurangan cairan tubuh. Harus banyak makan buah-buahan, terutama kelompok usia tua. Bila angin kencang segera pakai jaket, dan masker untuk mencegah agar tidak terkena flu dan batuk. Bagi jamaah usia lanjut untuk menjaga stamina perlu strategi energi, misal menetap di masjid antara waktu Zuhur dan Ashar begitu juga antara Magrib dan Isya.
Belanja yang merupakan satu sisi lain dari perjalanan haji, harus diperhitungkan matang, sebab umumnya barang-barang tersebut ada di Mekkah dan Madinah. Jadi, kalau haji gelombang kedua, usahakan beli barang-barang tersebut nanti di Madinah, saat mau pulang kembali ke Tanah Air. Kecuali untuk barang yang khas ada di Mekkah dan tak ada di Madinah atau sebaliknya. Menurut penulis, bila pengaturan hal-hal yang tidak menjadi rukun haji dapat dilakukan JCH terukur baik, maka jemaah akan lebih total dapat melakukan ibadahnya. Khusus para jamaah ingin membeli ambal/permadani mengingat beratnya akan melebihi bagasi, maka sebaiknya gunakan jasa ekspedisi saja, sehingga jamaah akan aman dari beban menenteng bagasi.
Virus ebola
Virus ini endemik di Afrika Tengah dan Barat, dikenal juga dengan virus menyebabkan demam dan perdarahan di kulit (virus hemorhagic fever). Di Indonesia dan Aceh kita pernah pengalaman dengan demam berdarah, cuma penyebaran demam berdarah dengan nyamuk, tidak terjadi penyebaran langsung antarmanusia yang terinfekssi. Masa inkubasi virus ebola 8-12 hari, sesorang yang terinfeksi bila tak tertangani dengan baik fatal akibatnya.
Di Musim haji, jika ada seseorang JCH yang terinfeksi, maka dia berisiko menularkan pada orang lain melalui sekret tubuhnya. Saat ibadah haji terutama saat thawaf, sa’i, Arafah dan Mina, risiko kontak sesama jamaah sangat memungkinkan, karena seluruh JCH di dunia bertemu termasuk yang dari Afrika. Maka andaikan sesorang jamaah ada yang terinfeksi risiko penularan pada jemaah lain sangat mungkin. Manusia umumnya tertular dari makan daging dari binatang yang terinfeksi virus ebola, virus ini menyebabkan peredarahan di bawah kulit. Satu upaya melawan dari infeksi virus ebola adalah daya tahan tubuh yang sehat, maka perlu makanan dan minum sehat secukup, tidur yang cukup dan makan multi vitamin.
Upaya antisipasi telah dilakukan pemerintah Arab Saudi dengan menjaga ketat di pintu masuk King Fahd di Jeddah dan airport Madinah. Pemerintah Arab Saudi juga telah menolak Visa Haji dan Umrah 2014 dari tiga negara endemik yaitu Sierra Leone, Liberia dan Guinea yang baru saja terjadi bencana ebola. Walaupun demikian para jaemaah jangan takut, sebab bagi seseorang yang terduga terinfeksi bila telah ada gejala, demam dan keluhan lain akan terdiagnosa saat di bandara melalui alat deteksi suhu dengan kamera khusus infra-red. Semua orang terduga akan dikarantina dulu, bila aman baru akan diizinkan masuk ke saudi arabia.
Upaya prevensi virus ebola yang mudah adalah selalu gunakan masker terutama saat berada ditempat keramaian, jangan banyak berpergian untuk hal yang tidak penting. Ikuti segala arahan saat bimbingan manasik haji, prioritaskan Rukun Haji terlebih dulu. Bila ada keluhan kesehatan segera konsultasi ke dokter kloter untuk mencari solusi. Ingat kedisiplinan kita disertai niat suci untuk menjadi tamu Allah akan membawa kita mendapat ridhaNya. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi JCH dan mudah-mudahan semuanya menjadi haji mabrur. (email: andalas_m@yahoo.com)